Kunjungi Perpusnas, Wali Kota Pekanbaru Berkesimpulan Literasi Mendalam Wujudkan SDM Unggul dan Tang

Kunjungi Perpusnas, Wali Kota Pekanbaru Berkesimpulan Literasi Mendalam Wujudkan SDM Unggul dan Tang
Wali Kota Pekanbaru DR H Firdaus MT bertukar cinderamata dengan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (RI) M Syarif Bando, di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (11/3/2022)

JAKARTA - Wali Kota Pekanbaru DR H Firdaus MT melakukan kunjungan ke Arsip Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas), Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (11/3/2022). Kunjungan Wali Kota Pekanbaru tersebut diterima langsung oleh Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (RI) M Syarif Bando.

Dalam pemaparannya, Kepala perpustakaan nasional RI Drs Moh syarif bando MM, menyebutkan, Nusantara itu dulu lebih maju dibandingkan negara yang menjadi kiblat teknologi dan ekonomi saat ini. Buktinya, di nusantara sudah ada bangunan megah sebelum penjelajah Eropa menemukan benua Amerika maupun Australia.

"Namun, karena mereka di benua Eropa sana membaca dan memenuhkan pengetahuan mereka dengan membaca, mereka lebih cepat majunya dibandingkan dengan Indonesia," jelas Kepala perpustakaan nasional RI Drs Moh syarif bando MM.

Disebutnya juga, seyogyanya penduduk Indonesia sangat banyak, namun yang kurang adalah SDM yang unggul. Lalu apa itu SDM yang unggul? jelasnya, SDM Unggul adalah mereka yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun tidak hanya itu, SDM yang unggul juga harus memiliki literasi yang baik yang bakal menunjang kemampuan, kreatifitas serta inovasi sehingga tercipta ekonomi yang tangguh.

"Satu hal yang membuat negara kita tidak maju, karena SDM kita tidak paham akan kenapa negara lain bisa maju secara ekonomi. Sebagai contoh, Indonesia mengekspor batubara ke Jepang dan China dengan harga Rp 1 miliar. Disana bahan itu mereka jadikan bahan untuk menunjang industri elektronik yang hasilnya di impor oleh Indonesia yang harganya bisa mencapai Rp 90 miliar. Berapa yang kita terima dan berapa yang kita keluarkan," ujarnya.

Dalam kesempetan tersebut, Wali Kota Pekanbaru DR H Firdaus MT juga didampingi Kadisdik Pekanbaru Ismardi Ilyas, Kepala Dispusip Nelfiona, 15 Camat se-Pekanbaru dan juga unsur Kepala Sekolah Pekanbaru.

"Pemaparan Bapak M Syarif tadi, sangat edukatif sekali. Hal ini karena mampu memberikan motovasi, wawasan pikiran dan referensi baru bagi Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Sekolah dan para pemimpin wilayah atau daerah seperti Camat," ujar DR H Firdaus MT usai mengujungi ANRI.

Wali Kota menyebutkan bahwa, dari pemaparan M Syarif, dapat disimpulkan bahwa literasi harus dipahami lebih luas dan tidak dangkal. Artinya dengan membaca, banyak pengetahuan baru untuk pemanfaatan potensi - potensi di daerah tertentu.

"Contohnya dengan budaya literasi lebih luas, para pemimpin daerah bisa mengetahui potensi - potensi sumber daya alam disekitarnya. Selama ini, kita di Riau hanya menjual mentahannya minyak kelapa sawit, sehingga valuenya kecil. Kalau lebih diolah lagi bisa mendapatkan nilai yang besar. Nah pengetahuan untuk mengembangkan potensi yang kita punya adalah dengan literasi," jelas Datuk Bandar Setia Amanah ini.

Orang nomor satu di Pekanbaru ini berpesan, dengan memahami literasi yang lebih dalam, tentu akan melahirkan sumber daya manusia yang unggul. "Dengan menambah ilmu pengetahuan dan literasi, Insya Allah kita dapat memanfaatkan potensi disekitar kita. Selanjutnya diolah agar memiliki value yang tinggi, tentu ekonomi dimasyarakat lebih bergerak lagi. Dengan demikian kita akan mencapai Indonesia tangguh dan Indonesia Maju seperti yang digaungkan pemimpin bangsa ini," pesannya



Terkait hal tersebut, Walikota Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT menyebutkan banyak pembelajaran yang diperoleh dari kunjungannya bersama sejumlah kepala sekolah ke Perpustakaan Nasional RI dan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Salah satunya adalah kesimpulan bahwa gurita bisnis global menunjukan bahwa yang menjadi produsen adalah pemenang, sementara yang menjadi konsumen adalah pecundang. Dia juga mengajak masyarakat untuk memahami dan mengelola potensi yang ada di Indonesia tanpa hanya melihat dasar saja dan menjadi konsumen dari bahan yang dimiliki sendiri.

"Jelas ada banyak pembelanjaan yang didapat dari kunjungan ke ANRI ini. Kita diajak membuka pemikiran bagaimana bisa menjadi produsen bukan konsumen lagi, karena kita punya semua SDA. Tidak cukup hanya punya ilmu dan berorasi ilmiah tanpa dilakukan. Membacalah menambah literasi, lalu lakukan untuk menambah pengetahuan. Intinya, orang baca pasti sekolah dan orang sekolah belum tentu membaca," ajaknya.*


literasi dipahami harus lebih dalam, dalam membaca potenso sda, hail prtanian dan perkebinan menjadi bahan dasar untuk diolah.. yang bisa menambahakn value tinggi kedepqn, sdm unggul untuk indonesia tanghuh dan indonesia maju.
 

Berita Lainnya

Index