PEKANBARU - Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Kota Pekanbaru mencatat kebutuhan pangan pokok masyarakat kota pekanbaru rata-rata pertahunnya adalah beras 68.148 ton, cabe merah 5.766 ton, daging ayam ras 11.542 ton, telur ayam ras 23.386 ton, bawang merah 3.386 ton, daging sapi 3.765 ton dan pendukung lainnya seperti minyak goreng dan sejenisnya sejumlah 30.381 ton. Selanjutnya kebutuhan pendukung penting lainnya untuk sayur 5.244 ton dan buah 40.900 ton.
"Data itu berdasarkan Penduduk Kota Pekanbaru tahun 2019 mencapai 1.149.359 jiwa. Selain itu, angka-angka ini diperoleh dari Olahan data Susenas BPS 2019," ungkap Alek Kurniawan SP MSi selaku Kepala Dinas Ketapang Pekanbaru, pada Kamis (12/11/2020).
Alek menuturkan, pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Sementara itu, Disketapang memprediksi, permintaan pangan barangkali akan meningkat signifikan, seiring dengan pertumbuhan penduduk. "Masalah pangan semakin kompleks, karena penurunan luas lahan pertanian produktif akibat konversi lahan untuk kepentingan sektor non-pertanian. Belum lagi Pekanbaru bukan daerah sentra produksi,"sambung Alek.
Namun demikian, Alek menjelaskan, peluang untuk menstimuluskan kebutuhan pangan yang tak terbendung tersebut masih ada. Salah satu solusinya, kata dia, dapat memanfaatkan keberadaan Kelompok-Kelompok Tani (KT) dan Kelompok Wanita (KW) ataupun Kelompok Wanita Tani (KWT).
Ditambahkannya, peluang ini dapat dijadikan modal dasar untuk mengatasi dan memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada dalam menyusun strategi ke depan. Sejauh ini Pekanbaru telah memiliki 390-an KT dan 110-an KW dan KWT.
"Itu mengapa kita sangat keukeuh untuk terus memberikan stimulus bantuan bibit pertanian, peternakan dan belanja pendukung kepada para Kelompok Tani dan Kelompok Wanita yang ada di Kota Pekanbaru," sambungnya.
Mantan Kabag Humas Setdako Pekanbaru ini, juga menyampaika, bahwa angka-angka strategis ketersedian dan kebutuhan pangan tersebut harus menjadi pegangan dinasnya. Hal ini untuk membuat kebijakan yang pro kepada ketahanan pangan di Kota Pekanbaru.
“Melihat angka-angka strategis terkait kebutuhan pangan, berapa ketersediaannya dan berapa selisihnya tersebut, butuh kebijakan yang harus pro kepada para pelaku dan pangan lokal itu sendiri," lanjutnya.
Namun, kata dia lagi, diperlukan dukungan dari berbagai stakeholder (pihak terkait) untuk mewujudkan hal tersebut, baik dari pemerintah, akademisi serta peranserta masyarakat. Alek menambahkan Keberadaan para pelaku pangan apakah itu KT, KWT dan para pelaku pangan lainnya merupakan modal dasar yang harus ditumbuh kembangkan melalui kebijakan yang betul-betul efektif.
"Makanya keberadaan KT dan KW ataupun KWT adalah modal dasar yang mumpuni karena mereka adalah orang-orang luar biasa yang mau berkreasi di tengah pandemic ini," ujarnya.
Kendati masih sulit dari sisi pendanaan akibat pendemi corona virus disease (Covid-19), Disketapang Pekanbaru tetap berupaya untuk menghidupkan kegiatan-kegiatan strategis dalam pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan Kawasan Mandiri Pangan dan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).
Alek yang juga ketua Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Kota Pekanbaru ini, juga menguraikan bagaimana optimalisasi upaya menggaet dana segar melalui dana insentif daerah tambahan. Hal ini untuk optimalisasi stimulus bantuan benih/ bibit tanaman, bibit ikan, ayam buras dan perlengkapan pendukung kepada Kelompok Wanita Tani dan Kelompok Tani. "Selain itu juga ada optimalisasi stimulus bantuan pangan melalui Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD)," tambahnya.
Alek berkomitmen, Disketapang akan terus mendorong dan berupaya dalam penguatan anggaran kegiatan-kegiatan strategis yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.
"Ini juga merupakan wujud nyata Pemulihan Ekonomi Nasional di bidang ketahanan Pangan,"tegasnya.
Selain merupakan suksesi misi ke-4 Wali kota Pekanbaru, Dr. H. Firdaus, ST, MT, diakhir uraiannya, Alek menyebutkan,kegiatan-kegiatan strategis di bidang ketahanan pangan seperti Kamapan dan KRPL adalah bagian penting dari suksesi Program Pemulihan Ekonomi Nasional.
"Makanya ketika ada yang bertanya kepada kami, sestrategis apakah kegiatan Kamapan dan KRPL dalam Pemulihan Ekonomi Nasional ? Saya akan jawab Sangat Strategis," pungkasnya. (***)