Tegas, MUI Jatim Imbau Pejabat Muslim Tak Perlu Ucapkan Salam Agama Lain

Ahad, 10 November 2019 | 21:34:30 WIB
Ini Imbauan MUI Jatim agar pejabat muslim tidak perlu mengucapkan salam agama lain dalam acara resmi.

SERAMBIRIAU.COM - Selama ini pejabat muslim sering mengucapkan salam agama lain dalam pembukaan  acara resmi, baik acara pemerintahan mau pun swasta. 

Mulai sekarang, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, dengan tegas mengimbau umat Islam dan para pemangku kepentingan untuk tidak  mengucapkan salam dari agama lain saat membuka acara resmi.

Imbauan tersebut termaktub dalam surat edaran bernomor 110 / MUI / JTM / 2019 yang ditandatangani oleh Ketua MUI Jatim KH. Abdusshomad Buchori dan Sekretaris Umum Ainul Yaqin.

Dalam surat itu, MUI Jatim menyatakan bahwa salam semua agama merupakan sesuatu yang bidah, mengandung nilai syuhbat.

"Mengucapkan salam pembuka dari semua agama yang dilakukan oleh umat Islam adalah perbuatan baru yang merupakan bidah, yang tidak pernah ada di masa lalu. Minimal mengandung nilai syubhat, yang sulit dilawan," demikian penggalan bunyi surat tersebut, saat diterima CNNIndonesia.com , Minggu, 10 November 2019.

Ketua MUI Jatim KH. Abdusshomad Buchori mengaku  surat itu Memang resmi dikeluarkan oleh pihaknya.

 Imbauan ini, kata dia, merupakan tindak lanjut dari pertemuan Rapat Nasional (Rakernas) MUI di Nusa Tenggara Barat, 11-13 Oktober 2019 lalu.

"Ini (hasil) pertemuan MUI di NTB ada rakernas rekomendasinya, itu tidak boleh salam sederet itu semua agama yang dibacakan oleh pejabat," kata Abdusshomad melalui sambungan telepon.

Abdusshomad menjelaskan dalam Islam, salam merupakan doa, dan doa adalah bagian yang tidak terpisahkan dari ibadah. Doa di dalam Islam adalah inti dari ibadah. 

"Salam, Assalamualaikum itu doa, salam itu termasuk doa dan doa itu doa. Percaya jika saya memanggil Assalamualaikum itu doa semoga Allah SWT memberi keselamatan kepada kamu sekalian dan itu salam umat Islam," kata dia.

Begitu juga pada agama lain, Abdusshomad beranggapan penyebutan salam di agama Hindu, Kristen, Budha dan juga agama lainnya memiliki arti masing-masing dan masing-masing mengandung doa.

"Nah agama lain juga punya, seperti Hindu kayak apa, agama Kristen kayak apa, agama Buddha seperti apa. Agama lain kelompok aliran juga suka apa," kata dia.

Menurut Abdusshomad, jika si pengucap salam ini beragama  Islam maka ucapkanlah Assalaamualaikum. 

Begitu juga jika si pengucap salam ini beragama lain, maka ucapkanlah salam dengan cara agama lain pula.

"Misalnya pejabat, seorang gubernur, seorang presiden, wakil presiden, para menteri, jika dia agamanya Muslim ya assalamualaikum. Tapi mungkin jika Gubernur Bali ya dia pakai salam Hindu," katanya.

Abdusshomad juga menerima persetujuan pengucapan salam seluruh agama saat itu disebut sebagai bentuk setuju dan berusaha mendukung perbedaan. Menurutnya salam tak semestinya dicampuradukkan, jika dilakukan hal itu bertentangan dengan agama tertentu.

"Kaitannya dengan ikatan, kita setuju dalam perbedaan, saling menghargai, pengaruh. Bukan berarti jika orang salam nyebut semua itu wujud kerukunan. Itu perusak untuk ajaran agama tertentu," katanya.

Terkini