Melihat Tugu 5 Januari 1949, Penanda Sejarah Kelam di Kota Rengat

Melihat Tugu 5 Januari 1949, Penanda Sejarah Kelam di Kota Rengat
Melihat Tugu 5 Januari 1949, Penanda Sejarah Kelam di Kota Rengat

INHU, SERAMBIRIAU.COM - Empat tahun setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Kota Rengat dibombardir oleh Belanda. Di suatu pagi, dua pesawat Mustang memuntahkan pelurunya. Militer hingga sipil jadi korban. Sungai Indragiri pun berubah menjadi lautan darah.

Agresi militer Belanda kedua ini dikenal dengan Tragedi 5 Januari 1949. Dikenang sebagai tragedi paling berdarah dalam sejarah Kota Rengat, Indragiri Hulu. Hingga sekarang, peristiwa kelam itu selalu diperingati tiap tahun.

Untuk menghormati korban tragedi kelam tersebut, Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu, Riau membangun Tugu Peringatan 5 Januari 1949 di pusat kota.

Kalau sedang berkunjung ke Kota Rengat, tidak ada salahnya singgah untuk sedikit mengetahui jejak tragedi pilu tersebut.

Tugu peringatan 5 Januari ini berlokasi di Jalan Ahmad Yani, Kota Rengat. Persis di depan rumah dinas Bupati Indragiri Hulu.

Tugu berwarna putih ini dikelilingi taman-taman bunga yang cantik. Di sisi yang berdekatan dengan tebing sungai, dibangun tembok dengan gambar timbul atau relief.

Pahatan pada tembok itu menggambarkan bagaimana kekejaman tentara Belanda ketika itu. Di sana juga terdapat sebuah replika meriam.

Lokasi tugu tersebut persis berada di tepian Sungai Indragiri. Sungai Indragiri, memang, menjadi saksi bisu tragedi pilu 70 tahun lalu tersebut.

Pada peristiwa itu, korban dibariskan di tepian sungai. Lalu diberondong peluru. Sungai Indragiri yang kala itu sedang banjir pun sontak berubah menjadi lautan darah.

Menurut catatan sejarah, ada lebih kurang 1.500 orang menjadi korban tragedi berdarah tersebut. Beberapa nama korban terpahat di tugu.

Salah satunya adalah Tulus, yang kala itu menjabat sebagai Bupati Kabupaten Indragiri Hulu. Tulus merupakan ayah dari pujangga besar Chairil Anwar.

"Keberadaan tugu ini sangat penting terkait dengan sejarah Rengat. Tapi belum ada perhatian lebih (dari pemerintah) terhadap keberadaan tugu ini," kata salah seorang pemandu wisata lokal di Indragiri Hulu, Agi Triyani Putri.

Menurutnya, keberadaan tugu 5 Januari 1949 bisa dikemas lebih baik. "Sebab, sebagai objek wisata sejarah. Juga sebagai sarana edukasi untuk anak-anak dan pelajar," katanya, Selasa (29/10/2019).

Berita Lainnya

Index