Menepis Isu Resesi di Tanah Air

Menepis Isu Resesi di Tanah Air
Resesi (internet/ilustrasi)

PEKANBARU, SERAMBIRIAU.COM - Berusaha untuk menepis isu resesi di tanah air pada 2020, gencar dilakukan pemerintah. Pemerintah yakin Indonesia tidak akan mengalami resesi di tahun depan, meskipun banyak negara maju dan berkembang telah mengkhawatirkannya.

Resesi memang momok menakutkan, pemangkasan target pertumbuhan ekonomi 2020 terjadi di berbagai negara, baik maju dan berkembang. Bayang-bayang resesi menggelayuti laju perekonomian dunia, tak terkecuali Indonesia.

Seperti diungkapkan oleh Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Iskandar Simorangkir. Sikap optimis ini berpijak pada gelagat mulai meredanya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) - China, sehingga volume perdagangan dunia akan naik.

"Dengan adanya itu [meredanya AS-China], pasti nanti global demand akan naik. Saya termasuk tidak yakin Indonesia akan terjadi resesi," ujar Iskandar seperti dilansir dari CNBC Indonesia, Rabu, 27 November 2019.

Salah satu negara yang hampir dipastikan berhadapan dengan resesi, yakni Hong Kong. Aksi protes di negara itu belum mereda, sehingga menyebabkan anjloknya tingkat kunjungan wisatawan, tersendatnya produktifitas industri, tutupnya pusat perbelanjaan kareka kondisi di sana tidak stabil.

Hong Kong kemudian merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi pada 2019. Ketidakstabilan politik membuat pertumbuhan mengalami kontraksi tahunan pertama, sejak krisis keuangan terjadi 2009 lalu.

"Sekarang ini yang menarik karena pertumbuhan Hong Kong negatif gara-gara demo itu. Global demand itu akan pulih kembali," lanjut Iskandar.

Sebaliknya, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad, mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 hanya akan tumbuh 4,8%. Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 masih akan mendapat tantangan tidak ringan dari sisi perdagangan, investasi dan konsumsi. (bpc)

Berita Lainnya

Index