Kasihan, Wanita Ini Rela Jual Ginjal untuk Bayar Utang, Tapi Malah Kena Tipu

Kasihan, Wanita Ini Rela Jual Ginjal untuk Bayar Utang, Tapi Malah Kena Tipu

PEKANBARU - Ita Diana (41) warga Jalan Wukir, gang 10, Temas, Kota Batu menjadi korban penipuan jual beli ginjal.

Ita yang terlilit hutang terpaksa harus menjual ginjalnya kepada Erwin, warga Jalan Kaliurang, Malang seharga Rp 350juta sesuai jumlah utang yang ditanggungnya saat ini.

Namun, setelah operasi transplantasi berhasil dilakukan, Erwin tidak memenuhi janjinya.

Dia hanya memberi uang kepada Ita sejumlah Rp74 juta dan sampai saat ini Ita tidak melihat ada itikad baik dari Erwin untuk membayar kekurangannya.

Transaksi tersebut berawal saat Ita menjaga temannya yang sedang di rawat di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) pada bulan Februari 2017 lalu.

"Setelah teman saya sembuh dan pulang, saya tidak tahu harus kemana, soalnya saya punya hutang dan takut pulang," ujar Ita, pada Kamis (21/12/2017).

Akhirnya, Ita memutuskan untuk tidur di Masjid RSSA bersama pengunjung pasien yang lain.

Selama beberapa hari di RSSA, Ita pun kenal dengan beberapa staf dan karyawan di rumah sakit milik Pemprov Jatim tersebut.

"Saya cerita masalah saya ke beberapa karyawan dan akhirnya ketemu dokter Atma dan dokter Rifai," kata Ita.

Dokter Atma dan dokter Rifai sendiri merupakan dokter senior di RSSA yang mempertemukan Ita dengan Erwin.

Setelah melakukan beberapa kali pengecekan dan pencocokan dengan Erwin, akhirnya Ita dinyatakan dokter siap untuk operasi transplantasi ginjal.

"Tanggal 24 Februari masuk rumah sakit, tanggal 25 Februari operasi," lanjut Ita.

Sebelum operasi dilakukan, Ita mengatakan banyak yang menyarankan untuk membuat perjanjian hitam di atas putih dengan Erwin dan istrinya, Ninik, sebagai pihak penerima.

"Disini saya tidak jual ginjal, saya ingin masalah saya diselesaikan, saya bilang ke Pak Erwin dan Bu Ninik saya membutuhkan Rp 350juta, saya juga ingin pak Erwin sembuh, dan setelah melakukan operasi yang penting janji ibu jangan diingkari," kata Ita saat mengulangi pembicaraannya dengan Ninik.

Singkat cerita, operasi pun dilakukan, dan Ita mendapatkan Rp 70juta langsung dari Ninik.

Namun setelah satu sampai dua bulan, Erwin tidak ada kabar dan akhirnya Ita mendatangi Ninik dan diberi Rp 2,5 juta saja.

"Waktu itu Bu Ninik mengatakan kalau Pak Erwin masih sakit, tapi dia yang akan bekerja untuk memenuhi janjinya," lanjut Ita.

Setelah itu, di kunjungan ketiganya beberapa minggu kemudian, Ita diterima langsung oleh Erwin, ia dimaki-maki lalu hanya diberi Rp 1,5 juta.

"Karena saya butuh ya saya terima, Pak Erwin memaki saya dan meminta saya untuk menempuh jalur hukum, karena tidak ada hitam di atas putih," lanjutnya.

Ita lalu memutuskan untuk berkonsultasi dengan dokter Rifai yang selama ini menjadi penghubung dirinya dengan Erwin.

Namun Rifai justru menyarankan Ita untuk mengikhlaskan saja kekurangannya dan agar masalah tidak diperpanjang.

Ita juga dibukakan rekening oleh dokter tersebut dan diisi uang sebesar Rp 500 ribu untuk biaya pendidikan anaknya.

Sedangkan untuk Erwin, sampai saat ini Ita mengatakan tidak ada itikad baik darinya untuk menepati janji tersebut. (Tribunpekanbaru.com)

 

Berita Lainnya

Index