Penambalan Gelar Adat, Upaya Menghidupkan Kembali Nilai Budaya Melayu di Pekanbaru

Penambalan Gelar Adat, Upaya Menghidupkan Kembali Nilai Budaya Melayu di Pekanbaru
Istimewa

PEKANBARU - Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru terus berupaya menghidupkan edukasi budaya Melayu Riau, apalagi jelang Pekanbaru merayakan hari jadi ke-241. 

Salah satunya acara sermonial penambalan gelar adat kepada pasangan pemimpin Wali Kota (Wako) dan Wakil Wali Kota (Wawako) Pekanbaru. Bersama Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Pekanbaru, rentetan acara ini hampir menghabiskan waktu satu pekan. 

Keberhasilan Wako Agung Nugroho SE MM dan Wakilnya Markarius Anwar ST MARch dalam 100 hari kerja menjadi salah satu faktor pertimbangan LAMR Pekanbaru untuk melamar keduanya untuk penambalan gelar adat. 

Ketua LAMR Pekanbaru Datuk Seri Muspidauan, menilai,  bahwa dalam 100 kerja Agung - Markarius pihaknya banyak melihat gebrakan baru yang dibuat dan penanganan cepat dalam mengatasi sejumlah persoalan kota. "Terutama penurunan tarif parkir, dengan keberaniannya memotong semua baliho di Pekanbaru, beliau berani mengambil sikap tegas," ungkapnya. 

Lamaran penambalan adat berlangsung di Rumah Dinas Wali Kota Jalan Ahmad Yani, Selasa (17/6/2025). Datuk Bandar Setia Amanah diberikan kepada Wako Agung Nugroho dan Datuk Muda Bandar Setia Amanah disematkan kepada Wawako Markarius Anwar. 

LAMR Pekanbaru tidak hanya melamar, tapi juga melakukan kenduri selama dua hari dan memotong satu ekor kerbau dan dibagikan kepada masyarakat yang ada di sekitaran Kampung Bandar. 


Setelah lamaran diterima, pawai besarpun dilakukan, Agung Nugroho mengklaim ada ribuan barisan masyarakat dan pelajar turun mengantarkannya, dari Rumah Dinas Wali Kota Jalan Ahmad Yani menuju Kantor LAM Pekanbaru, Jalan Senapelan, pada Jum'at (20/6/2025). Acara ini juga dimeriahkan dengan tradisi adat Melayu, seperti silat, tukar tepak, dan lempar beras kunyit. 

Sayangnya kawasan jalan sempit yang sudah diselimuti tenda, membuat barisan pelajar bubar. Sehingga tidak bisa melihat berbagai tradisi dan kesenian adat melayu yang dipertunjukan. 

"Dah penuh tenda bang, lihat layar juga tak bisa lewat. Apalagi masuk kedalam Gedung LAM, sesak sudah.Jadi kami memutuskan pulang," ujar Erni salah seorang pelajar SMP. 

Sementara didalam Gedung LAMR Pekanbaru tengah berlangsung penambalan adat. Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho resmi menyandang gelar adat sebagai Datuk Bandar Setia Amanah dari Lembaga Adat Melayu (LAM) Pekanbaru. Dalam kesempatan yang sama, Wakil Wali Kota Pekanbaru, Markarius Anwar turut menerima gelar adat Datuk Muda Bandar Setia Amanah. 

“Gelar ini adalah amanah yang sangat berat bagi kami. Terlebih secara usia, kami masih tergolong muda dan belum banyak makan asam garam kehidupan,” kata Wali Kota Agung dalam sambutannya usai prosesi penabalan gelar adat di Gedung LAM Pekanbaru, Jumat (20/6/2025). 

Bagi Agung, gelar ini bukan sekadar penghargaan simbolik. Melainkan, gelar adat ini merupakan tanggung jawab besar untuk memimpin dan menjaga marwah Kota Pekanbaru. 

Agung menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh tokoh adat, para datuk, tetua, dan masyarakat Kota Pekanbaru atas kepercayaan yang diberikan. Ia juga memohon bimbingan agar dapat menunaikan amanah ini dengan sebaik-baiknya. 

“Banyak pemimpin sebelumnya telah menorehkan sejarah dan menunaikan amanahnya. Kini giliran kami. Kota Pekanbaru yang kita cintai ini memiliki tantangan yang besar, tetapi juga harapan yang jauh lebih besar,” ujarnya. 

Dalam pidatonya, Agung menegaskan komitmen pemerintahannya untuk menjadikan nilai-nilai budaya Melayu sebagai fondasi pembangunan kota. Visi yang diusungnya adalah menjadikan Pekanbaru sebagai kota berbudaya, maju, dan sejahtera, dengan nilai Melayu sebagai jati diri utama. 

“Kemajuan yang kita bangun tidak boleh tercabut dari akar. Maka nilai-nilai Melayu yang berakar kuat dari ajaran Islam akan menjadi semangat utama pembangunan Kota Pekanbaru,” tegasnya. 

Sebagai bagian dari program prioritas, Pemko Pekanbaru telah meluncurkan Pekanbaru Cinta Alquran yang dilaksanakan di seluruh sekolah dasar dan menengah pertama. Dalam program ini, para pelajar diwajibkan membaca Alquran selama satu hingga dua jam sebelum memulai pelajaran. 

“Kami ingin membangun karakter generasi muda melalui penguatan nilai-nilai keagamaan dan kebudayaan sejak dini,” ucap Agung. 

Tak hanya itu, pemko juga rutin menggelar Festival Budaya Melayu di Rumah Singgah Tuan Kadi setiap pekan. Hal ini sebagai upaya untuk melestarikan dan mewariskan budaya kepada generasi penerus. Bahkan, pemko merencanakan integrasi pendidikan budaya Melayu ke dalam kurikulum sekolah. 

Agung juga menyinggung kondisi Pekanbaru yang kini semakin berkembang pesat akibat gelombang urbanisasi. Keberagaman etnis dan budaya di kota ini menjadi kekuatan yang harus dijaga. 

“Meski berbeda-beda, kita masih bisa menjaga persatuan dan kesatuan. Ini modal utama untuk menyelesaikan berbagai persoalan kota,” jelasnya. 

Ia menekankan pentingnya kolaborasi dan partisipasi publik dalam pembangunan. Pemko tidak bisa bekerja sendiri. Oleh karena itu, ia membuka ruang selebar-lebarnya bagi masyarakat untuk memberikan masukan demi kemajuan Pekanbaru. 

Sebelum melaksanakan ibadah Salat Jumat, digelar pula ziarah ke makam Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah atau yang dikenal Marhum Pekan. 


Wali Kota Agung didampingi Wakil Wali Kota, Markarius Anwar SSTP MSi dan pejabat Forkopimda berserta jajaran berziarah ke Kompleks Pemakaman Marhum Pekan, di samping Masjid Raya Senapelan, menjelang Hari Jadi Pekanbaru Ke-241. 

Wali Kota Agung dan rombongan berjalan kaki dari Gedung Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Pekanbaru, menuju makam jelang salat Jumat. Agung dan rombongan masuk ke Kompleks Makam Marhum Pekan, dan mendengarkan senarai terkait para raja yang dimakamkan di dalam Kompleks Makam Marhum Pekan. 

Dalam Kompleks Makam Marhum Pekan ini terdapat makam Sultan Muhammad Abdul Jalil Mu'azamsyah (Marhum Pekan). Ia merupakan sultan ke-V dari Kerajaan Siak Sri Indrapura. 

Kemudian, makam Syaid Syarif Usman Shabuddin (Marhum Barat), makam Tengku Embong Badari'ah (Istri Syaid Usman), makam Sultanna Khodijah (istri Marhum Bukit), makam Sultan Abdul Jalil Alamuddinsyah (Marhum Bukit), dan makam Tengku Pangeran Kesuma Dilaga. 

Kegiatan dilanjutkan dengan mendoakan para arwah para raja Kerajaan Siak Sri Indrapura. Selanjutnya, Wako menaburkan bunga ke makam para raja. Ziarah ini untuk mendoakan para pendiri Pekanbaru. 

"Alhamdulillah ini juga diikuti oleh masyarakat Pekanbaru, ini bagian dari menghidupkan budaya -budaya Melayu," ujar Agung usai prosesi ziarah. 

Ziarah yang dilakukan, juga untuk melihat kembali sejarah Pekanbaru. Ia menilai budaya melayu tidak hanya terkait pakaian. "Tapi juga terkait sikap. Sikap yang baik, sikap yang ramah kepada orangtua, sikap berbakti kepada orangtua, dan tentu budaya bersih, budaya sehat dan ini yang kita terapkan untuk menjadi modal utama kita," jelasnya. 

Usai prosesi ziarah, Agung Nugroho bersama rombongan melanjutkan dengan salat Jumat di Masjid Raya Senapelan.

Berita Lainnya

Index