PEKANBARU, SERAMBIRIAU.COM - Ustadz Abdul Somad mengatakan korban penembakan di dua Masjid Selandia Baru, semuanya syahid.
Hal itu disampaikan Ustadz Abdul Somad saat bedah buku 40 Hadits Zikir dan Doa yang diposting channel Tafaqquh.
Ustadz Abdul Somad sebelumnya menjelaskan doa yang jika dibaca tak ada satupun bisa mengganggu.
"Kalau sudah aku sebut nama dia, tak ada yang bisa memudorotkan di bumi maupun di langit," kataUstadz Abdul Somad.
"Saya tak percaya Ustadz. Mustahil orang yang oleh teroris laknatullah di New Zealand, mustahil mereka tak ada yang membaca ini," lanjut Ustadz Abdul Somad.
"Kenapa mereka mudhorot juga? Lagi-lagi ini mindset. Mereka mati syahid, yang mudhorot itu mati konyol," ungkap Ustadz Abdul Somad.
Ustadz Abdul Somad kemudian menjelaskan makna syahid, yang artinya menyaksikan.
Kenapa mereka disebut menyaksikan?
"Karena sebelum Malaikat mencabut nyawanya, dia sudah menyaksikan tempatnya di surga," jelas Ustadz Somad.
Orang yang mati syahid, menurut Ustadz Abdul Somad, tak merasakan sakaratul maut.
Mereka juga tak merasakan azab kubur, merasakan mati hanya macam dicubit.
"Tak merasakan hisab dan langsung masuk ke dalam syurga Allah SWT," kata Ustadz Abdul Somad.
Korban tewas atas serangan teror yang terjadi pada dua masjid di Kota Christchurch sejak Jumat waktu setempat, telah bertambah menjadi 50 orang.
Komisaris Polisi kota tersebut, Mike Bush pada Minggu pagi mengatakan bahwa satu korban lainnya baru saja meninggal lantaran luka-luka yang diderita pasca aksi teror itu.
Dikutip dari laman i.stuff.co.nz, Minggu (17/3/2019), jenazah para korban yang ditemukan untuk sementara dipindahkan dari TKP Deans Ave, sebelas orang saat ini masih dalam kondisi kritis di Rumah Sakit Christchurch.
Secara keseluruhan, 36 orang kini masih dirawat intensif di rumah sakit.
Seorang anak berusia empat tahun yang dibawa ke Rumah Sakit Starship masih dalam kondisi kritis.
Mike Bush juga memberikan informasi terbaru mengenai dua orang bersenjata yang ditangkap di sebuah penjagaan dekat salah satu TKP.
Satu di antara korban selamat dari serangan di Masjid Al Noor, Tarik Chenafa menceritakan, dirinya langsung memecahkan jendela di atasnya saat suara berondongan senjata terdengar di Masjid Al Noor, Jumat (15/3/2019) jam 01.40 waktu setempat.
Masjid itu penuh sesak, para jamaah menumpuk di lorong serta ruang sholat. Para wanita, seperti biasa, berada di area yang terpisah di sebelah kanan pintu masuk.
"Aku mendengar (suara) 'bam' dan kupikir itu memecahkan kaca atau kembang api. Kemudian aku mendengar 'dud dud dud' dan aku tahu ini bukan permainan, itu adalah serangan," kata Tarik dilansir The New Zealand Herald.
Tarik tak melihat siapa orang yang memberondong jemaah dengan senjata itu.
Dirinya hanya melihat jendela dan spontan memutuskan untuk melewatinya.
Kaca pecah, Tarik Chenafa pergi dengan darah mengalir dari kepala, lengan dan kakinya.
Dia kemudian melompati tembok di bagian belakang kompleks, kemudian memanjat beberapa pagar tetangga sampai mencapai jalan.
"Di belakang saya, saya bisa mendengar anak-anak menangis, masih ada penembakan. Itu berlangsung lama," katanya.
Di jalan, Tarik Chenafa menghentikan mobil dan meminta sopir untuk membawanya ke rumah sakit.
Chenafa mendapat perawatan di rumah sakit dan kemudian dibolehkan pulang. Chenafa mengatakan luka-lukanya tidak parah, meskipun dia pincang saat berjalan.
"Goresan ini akan baik-baik saja, tetapi goresan di hati itu akan sulit," katanya.
Tarik sempat dinyatakan meninggal dunia. Bahkan seseorang menyampaikan di Facebook bahwa dirinya satu di antara korban meninggal dunia.
Hal ini membuat keluarganya sempat panik. Seorang perawat kemudian membantunya menghubungi keluarga.
"Itu......itu adalah hari yang sangat menyedihkan, bagi kita, bagi masyarakat, bagi umat Islam, untuk Selandia Baru, Kami tidak pernah berpikir itu akan terjadi di sini di Christchurch, kota yang indah ini," kata Tarik dengan suara yang bergetar.
Korban lainnya, Al-Nobani mengatakan, dirinya melihat ketika seorang pria masuk ke dalam masjid dengan dua senapan.
"Pria ini, pria teroris ini, berdiri mungkin dua menit. Setelah itu dia menembak semua orang, semua orang - orang muda, wanita tua," kata Al-Nobani.
"Dia menembak yang pertama di gerbang, dua orang di koridor, dan masuk ke dalam mulai menembak semua orang," lanjutnya.
"Aku pergi melalui pintu, mendobrak gerbang dan mulai mengambil anak-anak terlebih dahulu. Teman-temanku membantu," katanya."
Al-Nobani juga menggambarkan bagaimana seseorang berusaha mengambil pistol dari penembak.
"Satu pria yang dia lompat untuknya, mencoba mengambil pistol darinya. Dia langsung menembaknya. Aku mencoba mengikutinya, tetapi aku tidak bisa," katanya.
Al-Nobani berkata di jalan dia melihat seorang teman dan putrinya yang berusia 5 tahun, yang baru saja mendekati untuk berdoa.
"Dia di rumah sakit, dia di rumah sakit," katanya.
Dia juga menggambarkan pemandangan mengerikan penembak yang menembak seorang ayah ketika ketiga anaknya melarikan diri ke Al-Nobani.
"Dia (penembak) juga pergi di jalan, jalan utama, antara taman dan masjid dan dia menembaki teman saya," katanya.
"Dan ketika anak-anaknya lari, penembak juga menembaknya. Aku datang dan mengambil anak-anak," katanya.
Al-Nobani mengatakan dua temannya telah meninggal.
Salah satunya adalah seorang pengungsi dari Suriah dengan seorang istri dan empat anak.
49 orang meninggal dunia dalam serangan teroris di dua masjid Selandia Baru, Jumat (15/3/2019).
Dilansir The Guardian, 41 orang meninggal dunia, terbaring di dalam dan di luar masjid Al Noor.
Tujuh orang lain lagi terbunuh di masjid Linwood, yang hanya berjarak beberapa km dari masjid Al Noor.
Korban ke-49 meninggal dunia tak lama setelah tiba di rumah sakit.
Tim polisi dan penyelamat dihadapkan dengan pemandangan yang mengerikan di dalam dan luar masjid.
Di dalam ruang utama di Al Noor, lebih dari 20 orang, beberapa meninggal dunia beberapa terluka.
Mereka terbaring di satu sisi, sementara sekitar 10 orang lain lagi terbaring di sisi satunya.
Lantai masjid dipenuhi ratusan selongsong peluru. Tubuh orang-orang yang berusaha melarikan diri ada di dekat pintu dan jendela, tak bergerak.
Beberapa korban berada di luar masjid.
Jemaah masjid Linwood, Syed Mazharuddin menyaksikan serangan itu dan mengatakan dia mendengar suara tembakan dan bisa tahu bahwa penembaknya sangat dekat.
"Orang-orang ketakutan dan ada yang berteriak-teriak dan saya mencoba berlindung," katanya.
"Pada saat saya berlindung orang ini datang melalui pintu masuk utama dan itu adalah sebuah masjid kecil - ada sekitar 60 hingga 70 orang di sana. Di sekitar pintu masuk ada orang-orang tua yang duduk di sana berdoa dan dia mulai menembaki mereka," paparnya.
Mazharuddin mengatakan, penembak itu mengenakan alat pelindung dan menembak dengan liar.
Seorang lelaki dari dalam masjid kemudian mencoba untuk menangani penembak.
"Pria muda yang biasanya merawat masjid dia melihat kesempatan dan menerkam pria bersenjata itu dan mengambil senjatanya," kata Mazharuddin.
"Pria muda itu berusaha mengejar dan dia tidak dapat menemukan pelatuk di pistol. Dia berlari di belakangnya tetapi ada orang yang menunggunya di mobil dan dia melarikan diri."
Mazharuddin mengatakan teman-teman di sekitarnya telah tertembak di dada dan lainnya di kepala. (src/tpc)