Kurangi Dampak Asap di Riau, BEM KM UMRI Selain Bagikan Masker ke Jalan Juga Sampaikan Pesan ini..

Rabu, 07 Agustus 2019 | 15:37:58 WIB

PEKANBARU, SERAMBIRIAU.COM - Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Unriversitas Muhammadiyah Riau (BEM KM UMRI) turun kejalan untuk membagikan masker kepada masyarakat yang melintasi Jalan Tuanku Tambusai simpang 4 SKA, mulai dari setiap simpang di sekitaran flay over Jalan Soekarno tepat di depan Mall SKA, Rabu (7/8/2019).

Selain BEM KM UMRI aksi gabungan ini juga melibatkan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Pimpinan Komisariat Buya Hamka (IMM PK. Buya Hamka), Unit Kegiatan Mahasiswa Olahraga, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis (BEM FEB), dan juga PT Indah Kiat Pulp and Paper Riau.

"Kolaborasi gerakan ini merupakan langkah awal kita dalam mendukung sekaligus mendesak Pemerintah Provinsi Riau dan juga instansi khusus yang memiliki hak dan otoritas untuk menuntaskan masalah kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau hingga rampung," ungkap Novrio selaku Presma Umri.

Kegiatan ini dimulai dari pagi hingga siang ini sudah membagikan ribuan masker medis kepada masyarakat kota Pekanbaru yang sedang manjalankan aktivitas yang melintasi Jalan Soekarno Hatta dan pengunjung Mall SKA.

Saat di konfirmasi oleh awak media, Nofrio mengatakan kegiatan pembagian masker tersebut sepagai bentuk untuk mengurangi dampak asap akibat kebakaran hutan dan lahan.

"Kegiatan ini kami lakukan bentuk respontif serta mengambil peran dalam ikut serta membantu persoalan-persoalan sosial ke masyarakat, Dan juga Mengawal pernyataan sebelumnya serta mendorong pemerintah agar secepatnya menyelesaikan persoalan kebakaran hutan dan lahan yang ada di Provinsi Riau,” ucapnya.

"Semoga saja kabut asap ini tidak di jadikan sebagai musim baru di Provinsi Riau yaitu "musim kabut asap," ujar Nofrio.

Lanjut Nofrio, berkaca dari tahun 2015 kebakaran hutan dan lahan yang ada di provinsi riau berdampak signifikan terhadap kondisi kesehatan masyarakat, penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) akan terus menyerang masyarakat secara perlahan-lahan dan terus meningkat, dan bukan Cuma ISPA saja yang disebab kan kabut asap, tapi juga memicu penyakit-penyakit lain, apabila kabut asap ini tidak segera di selesaikan dan tuntaskan.

“Kami Menghawatirkan Provinsi Riau di jadikan topik utama filim negara tetangga, bahaya jerebu kata upin dan ipin. Ini sungguh sangat memalukan,” kata Nofrio.

Dari informasi yang dirangkum jumlah penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) sejak Januari 2019, mencapai 7.269 Orang, Pemerintah Provinsi Riau (Gubernur) mengatakan, Pihaknya sudah mengantisipasi dampak asap dengan membagikan 16 ribu masker medis kepada masyarakat di Pekanbaru dan sekitarnya.

"Paling banyak di Pelalawan mencapai 14.400 masker,” kata Syamsuar, yang juga menjabat Komandan Satgas Karhutla Riau.

Oleh Karena menurut Novrio kebakaran hutan dan lahan ini bukan serta merta hanya masyarakat yang melakukan pembakaran liar, pasti ada Pihak-pihak atau Oknum-oknum yang mencari keuntungan atau mungkin ada yang mengatur skenario pembakaran hutan dan lahan ini seolah-olah terlihat dramatis.

Jangan hanya masyarakat saja yang harus di audit dan di investigasi terkait persoalan ini, tetapi juga para oknum-oknum pejabat pemprov apabila terbukti terlibat dalam mempermudah proses pembakaran tersebut. Dan terlebih kepada korporasi (menduga) lebih di targetkan sebagai dalang dari kebakaran hutan dan lahan yang terjadi saat ini, maka Pemerintah juga harus mengambil langkah yang tegas apabila ada korporasi yang terlibat dalam skenario ini,” kata Nofrio. (Sr/rls)

Terkini