PEKANBARU, SERAMBIRIAU.COM - Akhir-akhir ini kebakaran hutan dan lahan makin meningkat. Kejadian ini berdampak ke beberapa wilayah di Indonesia seperti di Kalimantan dan Sumatera.
Asap kebakaran hutan bisa menyebabkan gangguan pada system pernafasan dan timbulnya penyakit lainnya.
Karena ada beberapa zat berbahaya yang terkandung di dalam asap hasil karhutla.
1. Karbon Monoksida (CO) Karbon monoksida merupakan gas beracun yang tidak dapat dilihat atau dicuim baunya. Setiap sesuatu yang di bakar terutama yang mengandung karbon, maka akan melepaskan sejumlah karbon monoksida.
Menghirup karbon monoksida bisa menyebabkan pusing, sakit kepala, mual bahkan muntah. Bahkan dalam jumlah banyak karbon monoksida bisa menyebabkan kematian. Kelompok orang paling beresiko menghirup zat ini yaitu orang tua (manula), bayi, orang dengan penyakit jantung kronis, atau dyspnea.
2. Sulfur Dioksida (SO2) SO2 merupakan gas yang sangat reaktif. Tidak berwarna dan berbau seperti korek api. Sulfur dioksida bereaksi dengan polutan di udara untuk membentuk partikel halus.
Masalah kesehatan yang timbul jika menghirup gas ini yaitu penyempitan dan pengetatan saluran udara di paru-paru, sesak nafas dan batuk. Selain itu sulfur dioksida juga bisa menyebabkan iritasi pada system pernafasan dan mata.
3. Benzena (C6H6) Benzena merupakan senyawa yang di produksi secara alami akibat dari kebakaran hutan dan letusan gunung berapi.
Biasanya benzena dipakai untuk membuat plastik, serat sintesis, pelumas karet, pewarna, hingga pestisida dan obat-obatan. Jika menghirup benzena diatas 10 ppm dalam waktu singkat, akan merasa pusing, sakit kepala dan mengantuk. Resiko jangka panjangnya jika menghirup senyawa ini dapat menyebabkan anemia, melemahnya system kekebalan tubuh, hingga merusak organ reproduksi.
4. Nitrogen Oksida (NO) Nitrogen oksida dapat kita temui dalam bahan bakar roket dan bahan peledak. Terpapar nitrogen oksida menyebabkan iritas pada system pernafasan, mata dan kulit, serta menyebabkan turunnya fungsi paru-paru. Itulah 4 jenis zat berbahaya yang dihasilkan oleh karhutla. Menurut data terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga 17 september 2019, karhutla di Kalimantan dan Sumatera telah menghanguskan 328.724 hektar. (Bertuah)