PEKANBARU, SERAMBIRIAU.COM - Kepala Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Suharyono, menyampaikan perkembangan terbaru soal penanganan Harimau Sumatera yang terkena jerat pemburu di Pelalawan, beberapa waktu lalu.
Tepatnya di wilayah restorasi ekosistem di Desa Sangar, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelawawan. Yang juga masuk area kerja PT Gemilang Cipta Nusantara (RAPP Group). Disampaikan Suharyono, Harimau Sumatra yang diberi nama Inung Rio ini, sejak Rabu (27/3/2019) sudah berada di kandang perawatan di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PR-HSD). Dia diagendakan untuk menjalani masa karantina selama 14 hari.
"Harimau sudah bisa minum sendiri di bak air minum dalam kandang perawatan. Sudah mau makan daging babi 2 kg," sebutnya, Kamis (28/3/2019).
Suharyono menuturkan, Inung Rio sudah kembali aktif dan agresif. Pengobatan luka bekas jerat terus dilakukan agar bisa sembuh dalam waktu yang singkat.
"Pada Kamis, 28 Maret 2019 akan dilakukan rekam medik untuk memeriksa kesehatan secara keseluruhan. Luka jerat sudah dibersihkan dari lalat dan belatung," ucapnya.
Dia menambahkan, pemberian anti radang kepada Inung Rio, cukup berpengaruh signifikan, dilihat dari berkurangnya bengkak di kakinya yang terkena jerat.
Sebelumnya, Petugas dari Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mengevakuasi seekor Harimau Sumatra yang terkena jeratan pemburu.
Harimau malang ini, dievakuasi petugas gabungan dari wilayah restorasi ekosistem, yang juga masuk wilayah kerja PT Gemilang Cipta Nusantara (RAPP Group) di Desa Sangar, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan.
Keberadaan si belang yang terkena jeratan ini awalnya diketahui oleh karyawan perusahaan, pada Jumat (22/3/2019) sekitar pukul 15.00 WIB sore, yang kemudian melaporkannya kepada BBKSDA Riau.
Informasi itu langsung ditindaklanjuti oleh BBKSDA, dengan terlebih dahulu mengirim tim pengamanan dihari tersebut.
"Karena jarak tempuhnya cukup jauh, memakan waktu sekitar 11 jam. Akses ke sana juga sulit. Harus menyebrang dan melanjutkan dengan berjalan kaki. Tim pengamanan turun terlebih dahulu, melakukan observasi di sekitar lokasi. Berkoordinasi dengan pihak perusahaan, aparat setempat dari Polri dan TNI," kata Kepala BBKSDA Riau, Suharyono, Selasa (26/3/2019).
Lanjut dia, tim lainnya kemudian menyusul. Dilengkapi 5 orang dokter hewan, 1 orang paramedis, termasuk tim dari Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PR-HSD).
Mereka sampai di lokasi pada Sabtu pagi. Selanjutnya pada Sabtu sore, harimau tersebut sempat akan dievakuasi menggunakan tandu yang dihubungkan dengan helikopter.
"Namun ternyata hal itu kelihatannya tidak efektif. Melihat kondisi satwa yang juga semakin memburuk, karena diperkirakan sudah terjerat 3 sampai 4 hari," sebutnya.
Kemudian kata Suharyono, akhirnya pada Minggu sekitar pukul 11.50 WIB, harimau berjenis kelamin jantan dengan bobot sekitar 90 kilogram itu berhasil dibius lalu diangkut dengan menggunakan tandu.
Tim harus kembali menempuh perjalanan dengan berjalan kaki, lalu menyusuri kanal dengan sampan yang dilengkapi mesin.
Sepanjang perjalanan, harimau tersebut diberikan bius. Hingga akhirnya sampai kembali di darat.
"Harimau Sumatera kemudian dimasukkan ke dalam kandang transit dan dilakukan observasi lanjutan. Terutama untuk pengobatan kakinya yang terluka parah karena terkena jerat dan sudah infeksi. Sudah dikerubungi lalat," sebut Suharyono.
"Penanganan hidrasi juga dilakukan, yang bertujuan menambah asupan air ke dalam tubuh harimau untuk menghindari dehidrasi," imbuh Suharyono.
Saat ini katanya, harimau yang berusia sekitar 3 sampai 4 tahun ini dititipkan di PR-HSD di Dharmasraya untuk menjalani perawatan yang lebih intensif.
Suharyono memastikan, jeratan yang mengenai harimau itu, memang merupakan jerat untuk si belang, bukan hewan lain, misalnya babi.
"Jerat ini memang khusus untuk harimau. Kalau jerat babi biasanya bentuk lingkaran dipasang vertikal. Kalau babi masuk jerat maka lehernya terjerat, memang untuk membunuh babi. Tapi ini memang jerat khusus kaki harimau tidak untuk membunuh. Slingnya juga ukurannya lebih besar," ulasnya. (TRIBUNPEKANBARU.COM)