Potensi yang Terbuang pada Empat Sungai Besar di Riau

Potensi yang Terbuang pada Empat Sungai Besar di Riau

PEKANBARU, SERAMBIRIAU.COM - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti menyayangkan terbuangnya potensi regional untuk pengadaan air bersih rakyat, padahal potensi itu terdapat pada empat sungai besar yang mengalir di Provinsi Riau.

Keempat sungai besar itu yakni Sungai Siak, Sungai Kampar, Sungai Indragiri dan Sungai Rokan. Semua sungai ini membentang dan menghubungkan setiap daerah di Provinsi Riau serta telah menjadi saksi sejarah peradaban Melayu di daerah ini.

Menurut Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti, Said Hasyim, potensi empat sungai besar ini telah dibuah. Padahal jika pusat dan daerah bisa menjalin kolaborasi baik untuk kerjasama, sungai-sungai ini mempu menutupi kebutuhan air bersih secara regional.

"Sungai itu sudah menyuguhkan air tawar. Tinggal disuling saja. Sementara masalah air bersih sebagai sebutuhan dasar masyarakat menjadi persoalan serius di provinsi ini," kata Said Hasyim di Pekanbaru, awal pekan lalu.

Dia menambahkan untuk mewujudkan itu memang dibutuhkan investasi yang besar. Namun diperkirakan angka penanaman modal tidak sebesar dan serumit investasi di sektor Migas. Masalah air bersih di banyak daerah di Provinsi Riau memang selalu dikeluhkan oleh masyarakat, terutama di daerah pesisir seperti di Kabupaten Kepulauan Meranti, Indragiri Hilir, Rokan Hilir, Bengkalis dan Dumai. Sedangkan wilayah-wilayah ini dilewati oleh aliran sungai besar.

"Ini potesi kekayaan alam yang dibuang. Ada empat sungai besar yang air tawarnya belum dimanfaatkan. Padahal tinggal menyuling lalu didistribusikan untuk kebutuhan masyarakat. Memang investasinya besar. Namun tidak seberat investasi di migas," katanya.

Sementara itu, Gubernur Riau, Syansuar mengakui bahwa masalah kebutuhan dasar masyarakat di wilayah pesisir seperti air bersih dan listrik belum terpenuhi secara layak. Belum lagi kualitas kinerja pihak-penyedia air bersih yang disalurkan melalui perpipaan-air ledeng-dianggap belum maksimal dan cenderung menurun.

"Terbatasnya akses air bersih dan air minum yang berasal dari air leding/perpipaan, kinerja lembaga pengelola air bersih yang semakin menurun, potensi empat sungai besar yang belum termanfaatkan, sampah, limbah dan kawasan kumuh yang belum tertangani, rendahnya infrastruktur kawasan permukiman serta tingginya tingkat abrasi di wilayah pesisir," ungkapnya .(bertuahpos)

Berita Lainnya

Index