Mahasiswa UMRI Ciptakan Sedotan Ramah Lingkungan dari Rumput Pimping

Mahasiswa UMRI Ciptakan Sedotan Ramah Lingkungan dari Rumput Pimping
Mahasiswa UMRI Ciptakan Sedotan Ramah Lingkungan dari Rumput Pimping

PEKANBARU, SERAMBIRIAU.COM - Produksi sampah plastik di Indonesia terus mengalami kenaikan setiap tahunnya. Bahkan data dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kebutanan (KLHK) pada tahun 2017 lalu menyebutkan bahwa sampah plastik menempati urutan kedua terbanyak setelah sampah organik.

Saat ini penggunaan sedotan berbahan plastik terus mengalami peningkatan dan menduduki peringkat ke-5 terbesar di dunia termasuk di Indonesia. Sekitar 70 persen sampah plastik di Indonesia dapat dan telah di daur ulang oleh para pelaku daur ulang, namun tidak dengan sedotan karena nilainya rendah dan sulit di daur ulang, maka tidak ada pelaku daur ulang yang bersedia mengambil.

Permasalah sampah sedotan plastik ini, menurut (Switenia Puspa Lestari), penggas Divers Clean Action (DCA), merupakan permasalah serius. Pasalnya, rata-rata setiap orang menggunakan sedotan sekali pakai sebanyak 1-2 kali setiap hari.

Melihat kondisi tersebut, sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) menciptakan solusi untuk mengurangi sampah sedotan plastik dan mengurangi limbah dari sedotan stainless. Sebagai gantinya, merekapun menciptakan sedotan ramah lingkungan yang terbuat dari rumput pimping.

Rohayati selaku ketua kelompok l menyebutkan alasan dipilihnya rumput pimping sebagai bahan dalam pembuatan sedotan, karena rumput pimping memiliki tekstur yang keras dibandingkan dengan rumput liar lainnya namun empulu didalamnya sangat lunak dan mudah untuk dilubangi, sehingga masyarakat cenderung menghiraukan rumput ini .

"Kita dapat memperoleh rumput ini disekitar masyarakat. Bahkan sering kita jumpai di tepi-tepi sungai, tebing jurang, pinggiran jalan, padang ilalang dan tempat terbuka pada umumnya," kata Rohayati menjelaskan.

Sementara dijelaskan dosen pembimbing kelompok, Hadi Purwanto, M.Pd pemanfaatan tumbuhan liar ini sebagai bentuk inovasi untuk membuat produk berupa sedotan dengan memanfaatkan rumput liar jenis pimping.

 "Harapannya untuk mendistribusikan serta mengkampanyekan kepada masyarakat luas sehingga dapat menurunkan dan mengurangi tingkat pemakaian sedotan plastik dan steinless agar meminimalisir limbah sampah yang sulit terurai," jelasnya.

Ia menambahkan, bersama mahasiswa yakni Rohayati, Mela Novita Dewi, Yesika, Afkhar Apandas berharap dengan adanya sedotan rumput pimping ramah lingkungan ini mampu mengurangi penggunaan sampah plastik di Indonesia.

''Sedotan rumput pimping ramah lingkungan bisa menjadi alternatif pengganti sedotan plastik dan steinless sehingga dapat mengurangi sampah plastik yang sulit di daur ulang dan limbah logam yang beracun dari steinless," tutupnya. (Src)

Berita Lainnya

Index