Pekanbaru Kota Pertama Untuk Program Kedaireka

Pekanbaru Kota Pertama Untuk Program Kedaireka
Ilustrasi

PEKANBARU - Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) Nizam mengatakan untuk meningkatkan inovasi dan sumber daya pendidikan tinggi, pihaknya harus bergandeng tangan dengan semua pihak agar bisa saling percaya, mengisi, dan berbagi. Untuk mewujudkannya, Kemdikbudristek membangun triple helix melalui Kekayaan Intelektual untuk Usaha Pariwisata dan Pelaku Ekonomi Kreatif (Kedaireka) sebagai tempat mengembangkan rekayasa cipta hasil karya dan gagasan kampus sesuai dengan kebutuhan dunia industri.

Kemendikbudristek juga berkolaborasi dengan Direktorat Pengembangan Kekayaan Intelektual Industri Kreatif Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan Divisi Kekayaan Intelektual dan Inovasi Direktorat Inovasi Dan Hilirisasi Universitas Sebelas Maret. Koloborasi tersebut menghasilkan program Matching Fund Kedaireka Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Adapun Peserta kegiatan ini, merupakan pelaku usaha pariwisata dan pelaku ekonomi kreatif. Nizam menjelaskan, latar belakang prpgram ini adalah rendahnya tingkat pendaftaran kekayaan inteletual yang dilakukan oleh pelaku usaha pariwisata dan pelaku ekonomi kreatif karena keterbatasan pengetahuan dan biaya yang cukup mahal, selain itu di era digital ini pemanfaatan digital marketing sangat efektif karena dapat menargetkan konsumen dengan cepat dan pasar yang luas.

"Pemanfaatan digital marketing oleh masyarakat ini terkendala oleh beberapa fakta misalnya kurangnya pemahaman mengenai pentingnya digital marketing, kurangnya pengetahuan mengenai teknologi informasi dan komunikasi serta cara-cara penggunaan dan pemanfaatan media sosial yang baik," ujarnya.

Dirinya yakin, kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya perlindungan kekayaan intelektual, dan optimasi pemanfaatan digital marketing dan proses pendaftarannya bagi usaha pariwisata dan pelaku ekonomi kreatif.

"Dengan program ini, kami berharap, para pelaku usaha pariwisata dan pelaku ekonomi kreatif mengetahui, mengerti, dan memahami mengenai perlindungan kekayaan intelektual serta dapat memanfaatkan digital marketing dengan baik untuk memperluas pasar," katanua.

Kegiatan Kerjasama ini dilakukan di empat kota atau kabupaten di Indonesia, yaitu Pekanbaru, Tanjung Pandan Belitung, Yogyakarta dan Malang. Ditatgetkan pendaftaran kekayaan intelektual yang diharapkan dari kerja sama tahun 2021 ini sebanyak 460 permohonan.

"Pekanbaru merupakan kota pertama dalam penyelenggaraan kegiatan Sosialisasi dan Fasilitasi Pendaftaran Kekayaan Intelektual Untuk Usaha Pariwisata Dan Pelaku Ekonomi Kreatif. Target permohonan kekayaan intelektual yang diharapkan dapat didaftarkan dari kegiatan di Pekanbaru ini sejumlah 80 permohonan," pungkasnya.

 

Berita Lainnya

Index