SIAK, SERAMBIRIAU.COM - Kerusuhan terjadi di Rumah Tahanan (Rutan) Klas II Siak Sri Indrapura, Sabtu (11/5) dini hari.
Narapidana (napi) mengamuk dan membakar rutan. Napi juga berhasil merebut senjata api milik petugas rutan. Napi berhasil menguasai rutan. Upaya kepolisian untuk menenangkan situasi tidak berhasil.
Kasat Narkoba Polres Siak AKP Jailani yang ada di lokasi berupaya mengendalikan napi. "Semuanya saya harap tenang, jangan ada yang berbuat anarkis," pinta M Jailani.
Namun, imbauannya itu justru tidak digubris oleh para napi. Napi yang menguasai senjata api milik petugas lapas malah membalas dengan tembakan yang mengenai lengan kiri periwira polisi tersebut.
Seluruh personel yang berada di dekat AKP Jailani sontak terkejut dan langsung melarikannya ke rumah sakit karena tampak berdarah-darah.
Kerusuhan berawal saat petugas rutan melakukan razia ke dalam sel wanita. Saat itu petugas rutan menemukan sabu di lipatan baju Y.
Temuan itu kemudian dilaporkan kepada Kepala Rutan Gatot Suariyoko. Kemudian, Gatot bersama petugas pengamanan melakukan penggeledahan di blok wanita. Selanjutnya berkoordinasi dengan Kasat Narkoba Polres Siak AKP Jaelani.
Sekitar pukul 21.45, rombongan satuan narkoba kepolisian itu tiba di rutan. Mereka langsung melakukan pemeriksaan dan pengembangan. Hasilnya, tiga orang napi, berinisial IM, Z dan D dinilai terbukti mengonsumsi narkoba.
Selanjutnya pada pukul 00.35 ketiga tahanan tersebut dimasukkan ke ruang hunian dengan pengawalan petugas. Setengah jam kemudian, tiba-tiba terjadi perlawanan dari tahanan, karena diduga para napi tidak terima melihat temannya diperlakukan dengan kasar oleh petugas rutan.
Mereka kemudian menjebol pintu blok sel tahanan. Dan membuat kerusuhan di rutan tersebut. Petugas rutan langsung berkoordinasi dengan pihak kepolisian. Untuk mengamankan lokasi, puluhan personel Polres Siak beserta petugas TNI turun ke lokasi kejadian sembari menghadang warga yang hendak mendekat ke lokasi kejadian.
Dari informasi yang diperoleh, kejadian berlangsung dari Jumat (10/5) sekitar pukul 22.00 WIB. Menurut seorang sipir, ia mendengar ada teriakan dan keributan dari dalam sel. Kemudian sel-sel yang ada berhasil dijebol oleh para napi dan terjadi aksi anarkis.
Karena jumlah napi lebih banyak, para sipir memilih keluar. "Tadinya ada ribut-ribut dalam ruang tahanan. Tak berselang lama, ada narapidana keluar dari ruangan tahanan dan melempar petugas rutan," kata pria yang enggan disebutkan namanya. (Riaupos.co)