Jakarta - Pimpinan Komisi III DPR mendukung upaya pemulangan anak-anak dari para anggota ISIS eks Warga Negara Indonesia (WNI) ke tanah air.
Presiden Joko Widodo sebelumnya menegaskan bahwa pemerintah masih memberi peluang untuk yatim, yatim piatu, yang masih anak-anak di bawah 10 tahun kembali pulang.
“Tapi kita belum tahu apakah ada atau tidak ada. Semua akan terlihat setelah proses identifikasi dan verifikasi nantinya,” tegas Jokowi pada Rabu (12/2).
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Desmond Junaidi Mahesa menegaskan dirinya mendukung upaya pemerintah tersebut. Menurutnya, anak sebatas korban dalam kasus ini.
"Oh iya mendukung (pulangkan anak-anak). Jadi, jangan membentengi sesuatu hal yang sebenarnya membunuh perasaan-perasaan kemanusiaan," tegas Desmond kepada wartawan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (13/2).
Politisi Partai Gerindra itu lantas menganalogikan jika anak-anak yang terdampar di Suriah adalah sanak famili kita. Tentu semua akan meminta untuk bisa dipulangkan.
"Makanya saya bilang, kalau (anak-anak) ini ponakannya Pak Mahfud (Menko Polhukam) bagaimana? Itu kan hal-hal normal saja gituloh," cetus aktivis ’98 ini.
Lebih lanjut, Desmond juga membandingkan dengan para atlet sepakbola hingga basket ball yang notabene Warga Negara Asing (WNA) kemudian dinaturalisasi oleh negara.
"Ini WNI, bapaknya melepas tapi anak ini kan dia mau balik, masak kita tidak bisa terima? Naluri saja, naluri kita yang wajar saja," pungkasnya.
Sebelumnya, Jokowi mengaku telah meminta pihak terkait untuk mendata ratusan WNI eks ISIS untuk keperluan pencekalan. Dia mengutarakan itu lewat akun Twitter @jokowi, Rabu (12/2).
"Saya telah memerintahkan agar 689 orang itu diidentifikasi satu per satu. Datanya dimasukkan ke imigrasi untuk proses cekal," imbuhnya.
Jokowi mengatakan bahwa guna menjaga keamanan. Dia mengklaim lebih ingin memprioritaskan keamanan masyarakat yang lebih besar di Indonesia.
"Pemerintah bertanggung jawab terhadap 260 juta penduduk negeri ini. Karena itu, pemerintah tidak berencana untuk memulangkan para anggota ISIS eks WNI," tuturnya.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut ratusan WNI yang terlantar di Timur Tengah khususnya Suriah didominasi oleh perempuan dan anak-anak.
Berkenaan dengan itu, Jokowi mengaku berencana melakukan hal berbeda terhadap anak-anak. Namun, itu pun masih belum pasti. Tergantung dari data yang diperoleh nanti.
"Kita memang masih memberi peluang untuk yatim, yatim piatu, yang masih anak-anak di bawah 10 tahun. Tapi kita belum tahu apakah ada atau tidak ada. Semua akan terlihat setelah proses identifikasi dan verifikasi nantinya," kata Jokowi.
Sebelumnya, Menko Polhukam Mahfud MD juga mengatakan bakal menangkap WNI eks ISIS yang pulang ke Indonesia dengan cara menyusup.
"Kalau lewat jalur tikus ya ditangkap dong," ujar Mahfud di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (12/2).
Mahfud mengaku pemerintah juga telah memiliki rencana untuk mengantisipasi WNI eks ISIS yang telah membakar paspor dan menyusup lewat jalur ilegal. Namun, dia enggan membeberkan upaya yang akan dilakukan pemerintah.
"Problemnya itu kalau mereka ada yang menyembunyikan paspor, bilang paspornya cuma pura-pura dibakar, lalu lewat jalur gelap melalui negara yang bebas visa untuk masuk ke Indonesia. Kan bisa terjadi," ucap mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini.
"Itu kita sudah antisipasi, tapi kan enggak harus dibilang ke Anda semua," katanya. (rmol.id)