Seminar Nasional Globalisasi Restore Our Earth, Revitalisasi Hutan dan Lahan Cegah karhutla di Riau

Seminar Nasional Globalisasi Restore Our Earth, Revitalisasi Hutan dan Lahan Cegah karhutla di Riau

Pekanbaru - Riau memiliki gambut cukup luas sekitar 5,7 juta hektare. Sehingga 55 persen luas daratan provinsi ini berupa lahan gambut. Hal ini berpotensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau. 

Dalam seminar nasional Globalisasi Restore Our Earth dengan tema Revitalisasi Global dalam menghadapi Kebakaran Hutan dan Lahan. Membahas mengenai langkah revitalisasi hutan dan lahan di Riau pasca kebakaran. 

Seminar diadakan Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kyai Hisyam. Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan (Fkip) Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) pada Sabtu, (24/6/2023). Acara dibuka oleh wakil dekan Wandi Syahfutra, M.Pd

Dalam seminar ini menghadirkan Abdurrahman Saleh, M.Pd yang merupakan anggota Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Riau (MLH PWM Riau). Menjadi pembicara pertama, ia memaparkan pentingnya edukasi kepada generasi muda dan masyarakat mengenai ekosistem dan fungsi hidrologis kawasan hutan di Riau. Dimana sebaran hutan dan lahan gambut Riau yang begitu luas sekitar 5,7 juta hektare yang tersebar di 10 kabupaten. 

Ia mengatakan, edukasi juga bertujuan untuk mengenalkan karakteristik gambut yang terbentuk dari dekomposisi yang tidak sempurna dari tumbuhan. Proses terbentuknya sendiri terjadi secara berulang-ulang selama ribuan tahun di sekitar sungai dan diantara sungai. 

Lebih lanjut, setelah mengetahui proses terbentuknya gambut. Diharapkan mampu meningkatkan kesadaran mahasiswa dan generasi muda bahwasanya gambut perlu waktu yang lama untuk ada. Sementara untuk merusaknya membutuhkan waktu yang relatif lebih cepat. 

"Kerusakan ekosistem gambut. Terjadi karena adanya aktifitas manusia dan secara alami. Namun, yang terparah karena manusia nya. Misalnya dalam pembukaan lahan dengan metode yang tidak tepat. Seperti mengeringkan, dibakar dan deforestasi," ujarnya. 

 

Ia menambahkan bahwa terdapat 3 metode dalam merestorasi hutan dan lahan yaitu Rewetting atau pembasahan lahan gambut, Revegetation atau menanam kembali vegetasi alami hutan gambut, dan terakhir Revitalisasi atau meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar lahan dan hutan gambut melalui pengelolaan berkelanjutan mengedepankan aspek ekologis. 

"Metode yang kita kenal dengan istilah 3R yaitu Rewetting, Revegetation, dan Revilitation. Diharapkan mampu mengembalikan hidrologis hutan gambut seperti aslinya (near nature)," ucapnya. 

Abdurrahman Saleh, yang juga merupakan alumni Green Leadership Indonesia. Berharap banyak generasi muda dari kalangan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Riau ikut andil dalam menjaga dan melestarikan hutan. Pemuda yang memiliki prespektif keadilan sosial dan ekologi. 

Ia menceritakan semasa kuliah memang sudah aktif di kegiatan konservasi lingkungan dan bergabung di organisasi pecinta alam Universitas Muhammadiyah Riau.

Lebih lanjut, seminar kali ini juga menghadirkan Eko Yunanda, Manager pengorganisasian dan Pengendalian Iklim Walhi Riau sebagai pembicara ke dua.

Eko mengatakan bahwa, lebih penting melakukan pencegahan dari pada memadamkan kebakaran. Karena lahan gambut yang terbakar sangat sulit dipadamkan. Ini tentu perlu adanya advokasi lingkungan. 

Jalannya seminar ini dipandu moderator Rahmatul Aulfa. Sementara diakhir seminar ditutup dengan penyerahan hadiah bagi peserta dan pembicara. (Man)

#Seputar Kota Pekanbaru

Index

Berita Lainnya

Index