PEKANBARU - Sudah tiga bulan TO (20) pemuda Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar dan AE (19) Wanita asal Kabupaten Pariaman Sumatera Barat menjalin kisah cinta ala anak muda. Namun demikian mereka hanya dua kali bertatap muka secara langsung.
Malam yang ditunggu TO datang juga, Senin (16/8/2018), dengan menggunakan Sedan Toyota Altis hitamnya berencana menjemput kekasihnya AE di Jalan Kualu, Panam.
Dengan stelan kaos kerah hitam, pria berkulit kuning langsat ini sudah membuat janji dengan kekasihnya AE. Karena sudah malam, TO harus mencari alibi yang tepat untuk meminta izin kepada Kakak AE agar kekasihnya tersebut bisa pergi bersamanya.
"Akhirinya AE punya ide, untuk mengunjungi salah satu kerbatnya di Rumbai. Saya berpura - pura untuk mengantar AE ke Rumah salah satu kerabatnya tersebut. Izinpun didapat," cerita TO sambil menunduk seakan bingung saat di Introgasi Unit Intel Satpol PP Pekanbaru, Selasa (16/10) dinihari.
Sambil terbata - bata, TO melanjutkan ceritanya, Sekitar pukul 20.00, Ia mengajak kekasihnya tersebut untuk 'dinner' di Mc Donald Jalan Sudirman Pekanbaru. Dari pengakuan TO, dirinya tak ada berniat sama sekali untuk melakukan hal yang tidak diinginkan tersebut kepada AE.
"Dari mulai makan malam sampai mau jalan pulang, tidak ada pembicaraan kami menjurus ke 'hal itu'," akunya sembari menerawang melihat kearah atas.
Sampai akhirnya dirinya berbelok ke arah Jalan Arengka II. Pertama dirinya berhenti sebentar di dekat tugu songket Pekanbaru.
Entah apa yang terbesit dipikiran TO, dirinya menyampaikan kalimat ajakan bercumbu kepada AE. Namun AE sempat menolaknya.
Dari pengakuan AE dirinya menolak karena takut dan tak mau melakukan hal yang tak wajar tersebut. Namun TO memaksa dan mengancam akan menurunkan AE ditempat sepi tersebut.
"Saya takut dan Tak mau. Tapi dia terus mengancam" ungkap AE singkat sembari menangia dan menutupi mukanya.
Disisi lain, TO tak sadar bahwa mobilnya yang berhenti telah diintai Kanit Satpol PP Pekanbaru J Victorino yang sengaja memisahkan diri dari rombongan Razia Satpol PP Pekanbaru.
"Kita curiga kenapa kaca mobil gelap sudah ditutupi handuk. Biasanya kalau kaca mobil pecah baru ditutupi. Namun itu kan mobil mahal, tak mungkinlah seperti itu," kata Victorino.
Sambil berjalan pelan mobil Altis hitam tersebut terus menelusuri kawasan jalan Stadion Utama Riau. Beberapa menit berhenti disalah satu tempat gelap Kanit Intel inipun mulai curiga.
Benar saja saat digedor pintu mobilnya, AE sudah melepas celananya dan hanya dibalut celana dalam saja.
"Saya terpaksa, takut diturunin disini," ungkap AE tertatih tak bisa menahan air matanya.
TO juga mengakui perbuatannya, sebelilum 'digrebek' pasukan Satpol PP yang mengintainya, dirinya sempat bercumbu. Namun belum sempat nafsu birahinya muncul pulahn anggota Satpol PP sudah memergoki niat jahat TO tersebut.
Dalam keadaan panik, TO digelandang ke markas Satpol PP bersama mobilnya. Sementara AE hanya bisa menangis terisak - isak hingga bibirnya memucat, menyesali menerima bujukan TO tersebut. Sesampai di Markas Satpol PP AE hampir pingsan.
Sembari mengatakan dirinya menyesal, TO mengatakan diringa siap dinikahkan jika itu permintaan kelyarga AE. "Sumpah saya tak ada niat, saya punya uang kalau niat untuk membawa AE ke hotel. Tak mungkin disana," ungkap TO sambil menunjukan lembaran merah ratusan ribu dan limapuluh robu didalam dompetnya.
TO mengaku khilaf dan baru pertama kali melakukannya. Meski menunduk dirinya mengatakan siap bertabggung jawab.
Sementara Kepala Satpol PP Pekanbaru Agus Pramono, mengatakan, TO boleh dijemput orang tua kandungnya. Tapi malam ini harus besedia menginap disini dulu.
"Untuk kawasan stadion utama akan kami awasi terua. Karena ini adalah laporan masyarakat. Kota kita ini Madani tak boleh ada praktek mesum disitu," imbaunya.
Sampai subuh TO yang berbadan besar dan tegap itu masih tertunduk lesu dan tak mau memicingka mata menyesali hal yang telah dilakukan. "Sudahlah ini hari sial saya," keluhnya singkat. (***)