PEKANBARU - Di penghujung tahun 2018 sontak membuat masyarakat indonesia berduka atas beberapa kejadian bencana alam di indonesia, salah satunya adalah tsunami selat sunda . Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, hingga Selasa (25/12/2018) pukul 13.00, jumlah korban meninggal dunia akibat tsunami Selat Sunda meningkat menjadi 429 orang.
Jumlah itu meliputi korban di 5 kabupaten, yaitu Kabupaten Serang, Pandeglang, Lampung Selatan, Pesawaran, dan Tanggamus. Dari 5 kabupaten, daerah paling parah terdampak tsunami adalah Kabupaten Pandeglang. Tercatat, korban meninggal dunia di wilayah ini paling banyak, yaitu 290 orang.
Tidak sedikit masyarakat indonesia diberbagai wilayah yang berduka atas musibah tersebut dan banyak cara untuk menguragi beban penderitaan dengan cara saling berbagi sedikit harta nya untuk menolong korban. seperti menjadi relawan, tim medis, membuka posku maupun memberikan donasi berupa dana dan pakaian layak.
Bentuk keprihatinan ini kemudian muncul dari organisasi Mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) yang tergabung dalam Organisasi Mapala Umri untuk melakukan aksi kemanusiaan dengan galang dana di beberpaa titik jalan kota pekanbaru (25/08) Dengan adanya open donasi ini harapan dari mapala umri sendiri agar mempermudah masyarakat pekanbaru untuk membantu saudara yang terkena musibah di selat sunda dan tentu untuk mengurangi duka mereka.
“Hasil donasi masyarakat pekanbaru ini langsung kita hantarkan kepada masyarakat di lampung secepatnya karna kita yakin mereka disana pasti sangat membutuhkan segera, kita juga menurunkan relawan ke Desa Kunjir Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan sekarang yang sudah dilokasi” ujar Anhar selaku ketua umum Mapala umri.
Kondisi di masyarakat korban bencana tsunami di Desa Kunjir Rajabasa sungguh memprihatinkan dikarnakan desa tersebut menjadi salah satu desa terparah yang terkena banjir. Untuk saat ini masyarakat di Desa Kunjir memilih untuk tinggal sementara ke bukit yang lebih tinggi setelah rumah mereka hancur disapu air dan banyak masyarakat meilih tinggal di daerah yang lebih tinggi dikarenakan masih takut akan adanya tsunami susulan.
“Masyarakat didesa Kunjir sekarang pindah ke daerah perbukitan karena banyak masyarakat yang takut adanya tsunami susulan. Kalau sudah benar-benar dinyatakan aman baru kembali lagi” ujar Rani selaku Relawan Mapala Umri
Ketersediaan toilet emergency air hangat alami untuk masyarakat di Desa Kunjir dapat mempermudah masyarakat untuk mandi dan kebutuhan lainnya. (Rls/src1)
