Ini 8 Pemenang Anugerah Iptek dan Inovasi Hakteknas ke-23 di Riau

Jumat, 10 Agustus 2018 | 23:21:43 WIB
istimewa (int)

PEKANBARU - Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) merupakan salah satu hari bersejarah nasional yang diperingati setiap 10 Agustus berdasarkan Kepres No. 71/1995.

Akar sejarah kebangkitan teknologi nasional berawal dari keberhasilan penerbangan perdana pesawat N-250 Gatotkaca pada tanggal 10 Agustus 1995 di Bandung. Hasil karya anak bangsa ini menjadi bukti bahwa bangsa kita mampu menguasai dan mengembangkan Iptek dan inovasi sejajar dengan bangsa lain.

Tahun ini, puncak peringatan Hakteknas ke-23 tahun 2018 dipusatkan di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau yang bertema "Inovasi untuk Kemandirian Pangan dan Energi". Sejak tahun 1995, inilah pertama kalinya Hakteknas diselenggarakan di Pulau Sumatra dan yang kedua kalinya di luar Pulau Jawa setelah Makassar tahun 2017 yang lalu.

Pemilihan Provinsi Riau sebagai tuan rumah sesuai dengan predikat Riau sebagai salah satu lumbung energi nasional dan penyangga utama kebutuhan pangan di Pulau Sumatra.

Peringatan Hakteknas tahun ini diselenggarakan untuk menghargai dedikasi dan prestasi membanggakan seluruh komponen bangsa yang telah mengembangkan Iptek dan inovasi untuk peningkatan kesejahteraan, daya saing dan kemandirian bangsa. Juga sebagai upaya mendorong sinergi peran dan fungsi Stakeholder inovasi di daerah yakni pemerintah daerah, akademisi, dunia usaha, masyarakat dan media massa.

Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristek-Dikti, Jumain Appe, dalam laporannya menyampaikan, malam Apresiasi Anugerah Iptek dan Inovasi merupakan salah satu rangkaian kegiatan peringatan Hakteknas ke-23 sebagai ajang apresiasi atas capaian prestasi para aktor inovasi “quruple helix” yang terdiri dari pemerintah, perguruan tinggi, industri dan masyarakat.

"Penyelenggaraan Anugerah Iptek dan Inovasi tahun ini mengalami peningkatan, baik secara kuantitas maupun kualitas," katanya.

Pada malam Apresiasi Anugerah Iptek dan Inovasi memberikan penghargaan kepada para pemenang lomba dan finalis anugerah iptek, yakni: (1) Anugerah Iptek dan Inovasi untuk 8 kategori, (2) Dosen Terbaik, (3) Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) terbaik, (4) Kekayaan Intelektual, dan (5) Penulis Artikel, Foto dan Vlog, dan (6) Lomba Produk Inovasi.

Menurutnya, seleksi Budhipura diikuti oleh 13 provinsi; Budhipraja 72 kab/kota; Widyapadhi 306 perguruan tinggi; Prayogasala 46 PUI; Abyudaya 9 industri; Adhibrata 33 peneliti; Widyakridha 10 lembaga non-pemerintah Labdhakretya 4 peserta masyarakat akar rumput. Selain itu, terlihat antusias dan keseriusan para Gubernur, Bupati dan Wali Kota yang hadir langsung memaparkan hasil inovasi daerahnya masing-masing dihadapan tim penilai.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, mulai tahun ini seleksi Anugerah Iptek dan Inovasi khususnya Budhipura, Budhipraja, Prayoga Sala dan Widyapadhi menggunakan instrumen Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) sebagai tools dalam menyeleksi secara daring (online) pada tahap pertama dengan bobot nilai 60 persen yang menghasilkan 5 kandidat, yang selanjutnya diundang melakukan presentasi dihadapan para juri pada tahap kedua dengan bobot 40 persen.

Pada tahap kedua ini akan dinilai aspek kapasitas inovasi yang meliputi aspek perencanaan, infrastruktur, budaya inovasi, kapasitas SDM, sistem informasi dan hasil inovasi/nilai tambah.

Tiga kandidat terbaik, sebut dia, selanjutnya diusulkan dalam rapat tim penilai akhir yang beranggotakan para pejabat Eselon I Kemenristekdikti untuk menentukan pemenang kemudian ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteristekdikti.

Tahun ini pula pertama kali diadakan Lomba Produk Inovasi Nasional 2018 dengan 3 kategori yaitu masyarakat; start up dan industri. Jumlah proposal yang diseleksi adalah 128 masyarakat, 53 start up, dan 82 industri. Semua produk inovasi yang diseleksi sesuai tema Hakteknas ke-23, yaitu bidang fokus energi, pangan, dan teknologi informasi dan komunikasi.

Penghargaan dan apresiasi penerapan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) diberikan secara selektif kepada perguruan tinggi terakreditasi peringkat B dan A selain PTNBH dalam rangka memotivasi dan mendorong tumbuhnya budaya mutu di perguruan tinggi. Masing-masing menerima tiga penghargaan setiap kategori sesuai dengan bentuk pendidikan tinggi yaitu Universitas, Institut, Sekolah Tinggi, Politeknik dan Akademi.

Penghargaan Kekayaan Intelektual 2018 diberikan berdasarkan data inventor sejak tahun 1998 hingga per Juli 2018 yang disortir dari pangkalan data SINTA. Selanjutnya diseleksi, dinilai ditetapkan 2 penerima penghargaan berdasarkan invensi terbanyak.

Sementara itu, Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman dalam sambutannya mengungkapkan rasa terima kasih atas dipercayakannya Riau menjadi tuan rumah Hakteknas ke-23 tahun 2018.

Tak lupa, gubenur Riau juga memberikan saran agar inovasi yang dihasilkan dari Hakteknas dapat dikembangkan di tengah-tegah masyarakat.

"Kita harap ini bisa dimaayaekatkan. Jadi tidak hanya selesai pada malam hari ini, karena bagaimanapun daerah-daerah membutuhkan inovasi-inovasi Kemenristek-Dikti bisa dikembangkan di tengah-tengah masyarakat," harapnya.

Usai sambutan, Sekjen Kemenristek-Dikti Prof Ainun Na'im, Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristek-Dikti Jumain Appe, Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman menyerahkan penghargaan kepada para pemenang Anugerah Iptek dan Inovasi 2018 untuk 8 kategori yang menggambarkan sinergi antaraktor inovasi, yakni Pemerintah, Perguruan Tinggi, Industri dan Masyarakat (quadruple helix), sebagai berikut:

1. Anugerah Budhipura, untuk mengapresiasi prestasi Pemerintah Daerah Provinsi atas penguatan Sistem Inovasi Daerah, diberikan kepada: Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Anugerah Budhipraja, untuk mengapresiasi prestasi Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota dalam penguatan Sistem Inovasi Daerah, dengan penerima: Pemerintah Kota Magelang.

3. Anugerah Widyapadhi, untuk mengapresiasi prestasi Perguruan Tinggi dalam membangun Sistem Inovasi melalui penguatan kebijakan, kelembagaan, sumber daya, dan jaringan inovasi untuk menghasilkan produk inovasi, dengan penerima: Institut Pertanian Bogor (IPB).

4. Anugerah Prayoga Sala, untuk mengapresiasi prestasi Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Pusat Unggulan Iptek dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan dalam membangun Sistem Inovasi melalui penguatan kebijakan, kelembagaan, sumber daya, dan jaringan inovasi untuk menghasilkan produk inovasi, dengan penerima: Pusat Sains Teknologi Atmosfer, LAPAN.

5. Anugerah Abyudaya, untuk mengapresiasi prestasi industri dalam pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan dan membangun Sistem Inovasi melalui penguatan kebijakan, kelembagaan, sumber daya, dan jaringan inovasi untuk menghasilkan produk inovasi, dengan penerima: PT Industri Kereta Api (PT INKA).

6. Anugerah Adibrata, untuk mengapresiasi prestasi masyarakat ilmiah dalam menghasilkan produk inovasi, dengan penerima: Prof Dr Ir Subagjo (ITB).

7. Anugerah Labdha Kretya, untuk mengapresiasi prestasi masyarakat umum dalam menghasilkan produk inovasi, dengan penerima: D Rubiyanto Hadi Pramono.

8. Anugerah Widya Kridha, untuk mengapresiasi prestasi lembaga non-pemerintah dan kelompok masyarakat atas dukungannya dalam mendorong penguatan sistem inovasi, dengan penerima: Cikarang Techno Park.

Pemenang lomba produk inovasi nasional adalah: (a) Kategori Industri: Automatic Dependent Surveilance Broadcast (ADS-B) Ground Station - PT. INTI; (b) Kategori Start Up: Automatic Identification System Institut Teknologi Sepuluh November (AISITS) - ITS Tekno Sains; dan (c) Kategori Masyarakat: Tabung Penggorengan Anti Kolesterol dengan Sistem Pengabutan - Rina Widyawati dan Niken Tantining.

Apresiasi Anugerah Iptek dan Inovasi akan dilakukan secara berkesinambungan akan mendorong peningkatan kemampuan Iptek, yang diikuti dengan penguatan inovasi nasional untuk mewujudkan kemandirian dan daya saing bangsa; membangun iklim kondusif bagi penguatan inovasi sebagai outcome dari riset, peningkatan nilai tambah ekonomi dan sosial secara berkelanjutan; dan mendorongan kolaborasi dan sinergi antaraktor inovasi. (ckp)

Terkini