1,9 Ton Ikan Kering Berformalin di NTT Dimusnahkan

1,9 Ton Ikan Kering Berformalin di NTT Dimusnahkan
int

SERAMBIRIAU.COM - Sebanyak 1,9 ton ikan kering berformalin ditemukan Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, dijual bebas di pasaran. Temuan itu didapat dari inspeksi mendadak di sejumlah pasar daerah setempat.

"Kami temukan kemarin, Rabu (22/1), saat kami lakukan inspeksi mendadak di sejumlah pasar tradisional dan di Dermaga Penyeberangan Kapal Ferry Labuan Bajo," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Manggarai Barat Yeremias Ontong saat dihubungi Antara dari Kupang, Kamis.

Yeremias menyebutkan, dari hasil pemeriksaan hasil sidak, para pemilik ikan kering itu mengaku mendapatkan pasokan ikan yang diketahui sudah berformalin dari nelayan-nelayan Selayar dan Makassar. Ia menceritakan, awal mula pihaknya melakukan sidak karena ditemukannya ikan berformalin di Pasar Werang dan Rekas Kecamatan Sanong Nggoang.

"Setelah kami dapat itu, kami pun bentuk tim untuk lakukan sidak. Kami curiga sudah banyak ikan kering berformalin beredar di kota Labuan Bajo khsusunya," tuturnya.

Yeremias khawatir jika hal ini dibiarkan, maka peredaran ikan kering berformalin akan menjamur. Menurut hasil pemeriksaan laboratorium, beberapa sampel ikan kering yang dikirim ke laboratorium itu semuanya mengandung formalin.

Bahkan, kadar formalinnya mulai dari 0,9—8,3 milligram. Menurut Yeremias, kadar itu sangat berbahaya bagi kesehatan karena dapat menimbulkan kanker, penyakit ginjal, lambung, dan hati.

Pihaknya bersama tim bergerak cepat karena sebagian ikan kering berformalin juga sudah dikirim ke Ruteng dan Borong. Namun, menurut Yeremias, angkutan yang membawa ikan tersebut akhirnya bisa dikejar.

Sejumlah ikan kering itu kemudian dimusnahkan di belakang Kantor Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Perikanan Manggarai Barat. "Para penjual ikan saat ini tengah berurusan dengan polisi karena sudah dilaporkan kepada pihak Polres Manggarai Barat," katanya.

Sumber : Republika.com

Berita Lainnya

Index