2021, Pemprov Riau Fokus Pemulihan Ekonomi Dampak Pandemi Covid-19

2021, Pemprov Riau Fokus Pemulihan Ekonomi Dampak Pandemi Covid-19
Gubernur Riau (Gubri), Syamsuar saat paripurna Hari Jadi Ke-64 Provinsi Riau, Senin (9/9/2021) di Gedung DPRD Riau.

PEKANBARU  - Kebijakan ekonomi Provinsi Riau pada tahun 2021 berpusat pada upaya pemulihan ekonomi akibat dampak pandemi Covid-19 dengan target pertumbuhan ekonomi sebesar 1,8 sampai 2,4 persen. 

Demikian disampaikan Gubernur Riau (Gubri), Syamsuar saat paripurna Hari Jadi Ke-64 Provinsi Riau, Senin (9/9/2021) di Gedung DPRD Riau. 

Dia mengatakan, upaya yang dilakukan untuk mewujudkan perekonomian yang mandiri, dan berdaya saing melalui peningkatan kemandirian ekonomi dan penurunan kesenjangan pendapatan, peningkatan investasi daerah, peningkatan ketahanan pangan daerah serta penurunan angka kemiskinan dan pengangguran, dengan menggerakkan industri, pertanian dan pariwisata. 

"Kami menyadari kondisi pandemi Covid-19 tak hanya berdampak terhadap masalah kesehatan, tapi juga berdampak pada pelaku UMKM," ungkapnya. 

Gubri menyampaikan, Pemprov Riau telah menggulirkan bantuan untuk pelaku usaha di Riau. Saat ini, Pemprov Riau berhasil menyalurkan dana APBN sebesar Rp410.034.000.000 atau Rp410 miliar kepada 341.695 UMKM. 

"Kalau dari dana APBD akan disalurkan dana sebanyak Rp24.999.600.000 atau Rp24,99 miliar kepada 20.833 pelaku UMKM," katanya. 

Selain itu, lanjut Gubri, Pemprov Riau turut membagikan Kartu Pra Kerja kepada 223.878 Orang yang terbagi kedalam 17 gelombang selama tahun 2020-2021 melalui Dinas Tenaga Kerja Provinsi Riau yang merupakan Program Pengembangan Kompetensi Kerja dan Kewirausahaan.

Lalu, pada pengembangan pertanian dilakukan melalui peningkatan ketahanan pangan serta pemenuhan ketersediaan pangan. Komoditas pangan utama padi mengalami peningkatan sebesar 5,55 persen dan nilai ekspor komoditas pertanian pada Semester I 2021 mengalami kenaikan sebesar 38,03 persen menjadi senilai 17,656 Triliun dan menyumbang 39,75 persen, tertinggi di Pulau Sumatra atau menyumbang 12,22 persen total ekspor di Indonesia.

"Untuk itu, sebagai upaya peningkatan daya saing usaha tani, kita terus mendorong transformasi kelembagaan petani yang berbasis korporasi petani," tutupnya. (Ckp)

Berita Lainnya

Index