Pendidikan Riau Lumpuh akibat Kabut Asap, Dewan Pendidikan: Ini Dilematis

Pendidikan Riau Lumpuh akibat Kabut Asap, Dewan Pendidikan: Ini Dilematis
Zulkarnaen

PEKANBARU, SERAMBIRIAU.COM - Hingga Ahad (22/9/2019) tak ada tanda-tanda kualitas udara di Riau akan membaik.

Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) masih terus terjadi, bahkan kabut asap semakin pekat. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mencatat hari ini ada 1.769 titik panas (hotspot) yang terpantau di seluruh wilayah Sumatera.

Dari jumlah tersebut sebagian besar hotspot berada di wilayah Provinsi Jambi (799 titik), disusul Sumsel 619 titik, dan Riau 211 titik.

Akibatnya dalam beberapa hari ini kualitas udara di seluruh Riau kian memburuk. Bahkan di Pekanbaru saat ini papan Indeks Pencemar Udara (ISPU) menunjukkan kategori Berbahaya.

Kian pekatnya kabut asap juga berimbas terhadap lumpuhnya pendidikan di Riau. Untuk kesekian kalinya pemerintah daerah kembali memperpanjang masa liburan sekolah hingga Selasa lusa.

Terkait lumpuhnya dunia pendidikan di Riau akibat kabut asap yang sudah berbahaya Ketua Dewan Pendidikan Provinsi Riau, Zulkarnaen Noerdin mengatakan, persoalan kabut asap dan meliburkan siswa sekolah adalah perkara yang dilematis. Dimana kabut asap yang melanda Riau memang terkait dengan kesehatan namun berefek pada dunia pendidikan.

"Suka tidak suka, kebijakan meliburkan anak sekolah sudah betul, akan tetapi memang harus ada kesadaran dari sekolah, guru dan murid untuk tetap menjaga mutu pendidikan. Saat ini kan teknologi komunikasi sudah canggih jadi ya guru tetap mengontrol agar murid selagi libur bisa tetap belajar," kata Zulkarnaen, Ahad (22/9/2019).

Mantan anggota DPRD Riau itu menambahkan, nanti ketika situasi sudah normal pihak sekolah dan guru harus mengebut mengejar ketertinggalan siswa dalam belajar. Misalnya, harus ada penambahan waktu atau ada mata pelajaran yang dianggap paling penting harus di-push.

"Apalagi anak-anak akan menghadapi ujian akhir, harus ada kebijakan ekstra, agar ketertinggalan saat anak-anak diliburkan harus dikejar kembali. Itu paling tidak ikhtiar yang harus dilakukan," cakapnya.

Bakal calon Walikota Dumai ini menambahkan, hal yang lebih dilematis dari meliburkan sekolah ini adalah pada kenyataannya banyak juga siswa atau murid yang libur karena untuk menjaga kesehatan dari kabut asap malah berkeliaran di luar rumah.

"Ini dilematisnya, di satu sisi kita meliburkan sekolah agar anak-anak ini terjaga kesehatannya. Tapi pada kenyataanya ada juga anak-anak yang bermain bola dam keluar rumah saat libur. Ini yang harus dijaga," ujarnya.

"Kepada orang tua agar tetap menjaga dan mengimbau anaknya untuk di dalam rumah saja saat kabut asap sedang parah. Wali murid juga mengontrol belajar siswa dan kepada guru, juga pro akrif, tetap mengontrol, memberi tugas dan semacamnya agar kesehatan para siswa terjaga, dan juga mutu pendidikan tidak ketinggalan," tukasnya. (Ckp)

Berita Lainnya

Index