Pembentukan KPG Riau Buka Peluang Pasar Lebih Luas, ini Penjelasan Nazir Foead

Pembentukan KPG Riau Buka Peluang Pasar Lebih Luas, ini Penjelasan Nazir Foead
Pembentukan KPG Riau Buka Peluang Pasar Lebih Luas, ini Penjelasan Nazir Foead

PEKANBARU, SERAMBIRIAU.COM - kelompok masyarakat petani gambut binaan BadanRestorasi Gambut (BRG) meresmikan pembentukan Koperasi Petani Gambut Riau (KPG Riau) hasil inisiatif para petani.

Pembentukan KPG Riau bertujuan untuk membuka peluang pasar yang lebih luas dan mendorong peningkatan hasil produksi serta kualitas produk petani gambut di Riau yang telah melakukan praktik budidaya ramah gambut serta mendapatkan pendampingan oleh BRG dan Pemprov Riau.

Kepala Badan Restorasi Gambut, Nazir Foead, menyambut baik pembentukan KPG Riau ini, “BRG menyambut baik dan berterima kasih atas inisiatif kelompok masyarakat dalam membentuk KPG Riau ini. Sejak 2017, BRG telah melakukan program revitalisasi ekonomi atau R3 sebagai komponen penting restorasi ekosistem gambut.

Program ini berhasil memberikan wadah masyarakat untuk memanfaatkan ekosistem gambut dengan ramah lingkungan dan menghasilkan produk-produk khas gambut yang memiliki nilai jual. Koperasi ini diharapkan menjadi wadah konsolidasi hasil pertanian, perkebunan dan usaha kecil dari para petani, peningkatan kualitas produk, serta akses ke pasar yang lebih kuas. Kita harapkan program revitalisasi ekonomi ini dapat berdikari dan berkelanjutan.”

Provinsi Riau merupakan salah satu area prioritas restorasi sesuai dengan tugas BRG yang tertuang pada Peraturan Presiden No. 1 Tahun 2016 tentang Badan Restorasi Gambut. BRG hadir di Provinsi Riau mengajak seluruh elemen masyarakat gambut untuk bersama menjaga, memelihara dan memperbaiki tata kelola ekosistem gambut rusak, salah satunya dengan program revitalisasi ekonomi atau R3.

Program berbentuk investasi sosial ekonomi ini ditanamkan oleh Pemerintah melalui BRG dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Provinsi Riau yang berperan sebagai tenaga perbantuan kepada 82 kelompok masyarakat sejak tahun 2017 dan akan terus berkembang.Kelompok masyarakat ini tersebar di sepuluh kabupaten/kota di wilayah Provinsi Riau yang masuk dalam Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) prioritas intervensi BRG tahun 2017-2019, yaitu, Kabupaten Kepulauan Meranti, Kabupaten Indragiri Hulu, Kabupaten Indragiri Hilir,Kabupaten Pelalawan, Kota Pekanbaru, Kabupaten Kampar, Kabupaten Siak, Kabupaten Bengkalis, Kota Dumai, dan Kabupaten Rokan Hilir.

Koperasi Petani Gambut Provinsi Riau akan membantu memasarkan tiga klasifikasi produk pemberdayaan peningkatan ekonomi masyarakat, berupa, Revitalisasi bidang budidaya tanaman, menghasilkan produk jahe, pinang, kencur. Revitalisasi bidang budidaya peternakan, menghasilkan produk daging, ayam potong, telur dan penambahan populasi bibit ternak terutama anakan sapi dan kambing, Revitalisasi bidang usaha kecil atau mikro, menghasilkan produk turunan seperti dodol nanas, sari buah nanas, dan produk olahan sagu.

BRG juga mengajak berbagai pihak untuk mendukung inisiatif para petani ini, masih banyak ruang bagi para petani untuk mengembangkan kapasitas pemasaran, penjualan dan pengelolaan aset hasil pertanian.

"Diharapkan inisiatif para petani ini menarik perhatian pihak lain untuk bekerja sama dukung upaya restorasi ekosistem gambut Indonesia terutama dalam program revitalisasi ekonomi masyarakat di sekitar ekosistem gambut. Pembentukan ekosistem pasar yang sehat serta peningkatan kapasitas para petani gambut juga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan daerah sehingga memberikan dampak positif bagi pemerintah daerah Provinsi Riau,” tutup Nazir saat Pidatonya Sabtu (14/12/2019).

Ditambahkan Dewi Syarlen Asisten Deputi Pertanian dan Perkebunan, Kementerian Koperasi dan UKM menjelaskan, saya sudah sampaikan kepada ketua Kopnas dari pada mereka kelompok-kelompok lebih lebih baik berkoprasi karena dengan berkoprasi mereka lebih kuat hasil hasil mereka bisa tabungan untuk mereka. Nanti koperasi yang memasarkan produk - produk mereka dan koprasi yang menampung hasil produk mereka.Sekarang sudah For Point Zero dengan itu diminta anak-anak muda ikut juga bisa memasarkan dan menginformasikan.

"Mereka juga bisa mengusulkan untuk mendapatkan fertifikasi halal dan nanti kita bantu buat serifikan untuk pemasaran ke luar negeri," jelas Dewi Syarlen.

Berita Lainnya

Index