Yogyakarta - Anda mungkin menerima pesan ini: seorang pria di Sleman, DIY, meninggal karena antraks. Semua orang diharapkan waspada. Apalagi bagi yang datang ke RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, tempat pasien korban anthaks dirawat. Disebut-sebut bakteri spora penyebab penyakit tersebut berbahaya bila terhirup. Waduh!
ISU:
Beredar surat dari RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, chat tentang antraks, dan imbauan tim reaksi cepat antraks FK UGM. Chat soal antraks terlihat mengerikan. Lihat screenshot di bawah ini:
INVESTIGASI:
detikcom telah mengonfirmasi ke RSUP Dr Sardjito. Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Trisno Heru Nugroho membantah adanya pasien antraks di RSUP Dr Sardjito.
"Bismillah, sampai detik ini RSUP Dr Sardjito tidak merawat pasien antraks," ujar Heru, Sabtu (21/1/2017).
Mengenai surat yang beredar di dunia maya, Heru mengaku masih melacak kebenarannya. Menurut dia, kop surat di broadcast berbeda dengan kop surat resmi RS Sardjito. "Sedang kita lacak," jelas Heru.
Saat ditanyai soal tanda tangan Direktur RSUP Dr Sardjito di surat tersebut, Heru juga menyampaikan pihaknya masih melacak keasliannya.
"Itu yang baru saya lacak," tuturnya.
Di sisi lain, imbauan Universitas Gadjah Mada (UGM) memang benar adanya. Tim Respons Cepat Waspada Antraks Fakultas Kedokteran (FK) UGM mengeluarkan pernyataan terkait broadcast antraks. Ada enam poin yang ditandatangani dr Riris Andono Ahmad PhD. Intinya, antraks hanya ditularkan dari hewan ke manusia, tidak menular dari manusia ke manusia.
Berikut rincian fakta yang dibuat oleh FK UGM sebagaimana edaran:
1. Antraks hanya ditularkan dari hewan ke manusia, tidak menular dari manusia ke manusia.
2. Masyarakat dapat dengan aman menggunakan fasilitas layanan kesehatan yang pernah merawat pasien terduga antraks.
3. Masyarakat dapat dengan aman untuk mengunjungi daerah Godean karena tidak ditemukan adanya laporan kejadian penyakit antraks pada hewan di daerah tersebut.
4. Masyarakat tidak perlu takut untuk mengkonsumsi daging, dengan catatan:
- Jangan memotong dan mengonsumsi daging hewan yang sakit
- Belilah daging dari rumah pemotongan hewan bersertifikat
- Tidak membeli dan mengonsumsi daging hewan pemamah biak (contoh sapi, kambing, kerbau, kuda) yang berwarna gelap dan berlendir
- Masak daging dengan sempurna hingga matang dengan suhu di atas 100 derajat Celcius selama 5-10 menit
- Gunakan sarung tangan plastik atau karet dan masker pada saat mengolah daging
5. Laporkan segera ke posko kesehatan hewan terdekat apabila ada hewan peliharaan yang sakit.
6. Segera kunjungi fasilitas layanan kesehatan terdekat, apabila mengalami luka di kulit setelah kontak dengan hewan yang sakit.
KESIMPULAN:
Broadcast mengerikan soal penularan antraks melalui udara di Yogya adalah hoax! RSUP Dr Sardjito tetap aman untuk pasien dan pembesuk. (Dtc)