PEKANBARU, SERAMBIRIAU.COM - Sebagai upaya peningkatan produksi perekonomian ditengah terpaan pandemi Covid-19 sejumlah dosen dari Program Studi Teknik Industri dan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) melaksanakan Program Kemitraan Masyarakat Stimulus (PKMS).
Kegiatan ini didanai oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UMRI.
Mitra pada program ini, adalah salah satu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang dikelola oleh masyarakat ialah Usaha Rumah Tangga 'Dapur Kue Dzikra' yang berlokasi di Jalan Sepakat Simpang BPG-Pekanbaru.
Beberapa kegiatan PKMS ini sudah mulai dilaksanakan sejak bulan Desember 2020 hingga Awal Januari 2021 dan kegiatan pendampingan akan terus dilaksanakan hingga bulan April 2021 nanti.
Sebelumnya, pelaksanaan kegiatan diawali dengan sosialisasi rencana kegiatan kepada mitra mengenai lingkup program yang akan dilaksanakan, mulai dari waktu pelaksanaan kegiatan, tahapan kegiatan, pendampingan, evaluasi kegiatan hingga monitoring.
Menurut konfirmasi Ketua tim Denny Astrie Anggraini, ST, MT kepada media menyebutkan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk membantu mitra yang bergerak dibidang ekonomi produktif, salah satunya UMKM untuk menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi baik itu dalam bidang manajemen, pemasaran dan produksi.
Selain Astrie, ada juga dosen lain yang tergabung sebagai anggota tim yaitu Zayyinul Hayati Zen, ST., MT dan Mentari Dwi Aristi, SE, M.Acc.
Menurut laporan tertulis yang diterima pihak media, sejumlah permasalahan utama yang dihadapi mitra dan solusi yang ditawarkan oleh dosen UMRI mencakup beberapa bidang di antaranya :
Pertama bidang manajemen, saat ini pencatatan keuangan mitra masih bercampur dengan pengeluaran rumah tangga, sehingga sulit mengidentifikasi besaran keuntungan atau kerugian yang diperoleh dari menjalankan usaha. Melalui program ini mitra dibekali kemampuan manajemen keuangan sehingga diharapkan bisa dimanfaatkan oleh mitra dalam menjalankan usahanya.
Kedua bidang pemasaran, brand produk Sus Kering Cokelat Dapur Kue Dzikra belum begitu dikenal luas karena umumnya saat ini produk langsung dijual kepada reseller yang menjual kembali dengan brand lain. Sehingga melalui kegiatan ini dilakukan branding produk dengan redesain logo dan kemasan agar menjadi lebih menarik.
Ketiga bidang produksi, pada mitra ditemui permasalahan Sumber Daya Manusia (SDM) yakni kurangnya tenaga kerja, terkhusus untuk menyiapkan pesanan yang harus diantarkan pada pagi hari dan dalam jumlah yang besar.
Selain itu, kapasitas produksi yang masih terbatas karena kurang memadainya alat produksi, khususnya mixer. Namun karena keterbatasan dana pengabdian ini maka permasalahan ini belum maksimal bisa diselesaikan.
Untuk dapat meningkatkan daya saing perlu dieliminasi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh mitra. Dan melalui program ini diharapkan daya saing produk dapat meningkat sehingga tujuan dari program ini benar-benar dirasakan manfaatnya oleh mitra. (***)