Etika Bisnis Dalam E-Commerce Menurut Pandangan Islam

Etika Bisnis Dalam E-Commerce Menurut Pandangan Islam
Ilustrasi

SERAMBIRIAU.COM - Etika bisnis yang berkembang di era globalisasi 4.0 saat ini sudah terkikis dengan adanya kemajuan teknologi yang telah memberikan ruang gerak yang lebih

luas. Maka dapat dikatakan etika adalah semua norma atau “aturan” umum yang harus diperhatikan dalam berbisnis yang merupakan sumber dari nilai-nilai yang luhur dan perbuatan yang baik. Dengan adanya kemajuan teknologi tersebut seharusnya dapat digunakan sebaik – baiknya guna memberikan dampak perekonomian yang lebih baik. 

Perdagangan teknologi telekomunikasi dan informatika yang biasa disebut dengan e-commerce tersebut membuat para pelaku usaha khususnya di Indonesia lebih mempunyai kesempatan untuk mengembangkan sayapnya agar dapat merambah bisnis yang lebih besar.

Bisnis merupakan bagian yang penting dalam masyarakat. Dalam berbisnis juga membutuhkan etika untuk mengetahui hal-hal yang benar dan salah yang dipakai untuk menentukan bagaimana sikap untuk melakukan hal yang benar dan berkenan dengan produk, pelayanan perusahaan dan dengan pihak yang berkepentingan dapat mewujudkan citra dan manajemen bisnis yang baik dan untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh yang memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi. 

Bisnis mengutamakan rasa saling percaya maka suatu kegiatan bisnis akan berkembang sebab memiliki relasi yang dapat dipercaya dan mempercayai. Sehingga etika dibutuhkan untuk semakin menumbuhkan dan memperkuat rasa saling percaya tersebut

Menurut pandangan islam etika bisnis merupakan perilaku seorang pebisnis yang harus disesuaikan dengan aturan-aturan syariat Islam saat melakukan kegiatan bisnisnya. Sehingga hasil dari bisnis yang dilakukannya adalah harta atau materi yang halal dan toyib. Dengan menerapkan etika aktivitas bisnis, yakni tentang kebenaran, kepercayaan, kejujuran, ketulusan, pengetahuan, dan keadilan.

Terjemahnya:

“Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan. Dan timbanglah dengantimbangan yang lurus. Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan”

Maksud dari ayat adalah Allah SWT telah menganjurkan kepada seluruh umat manusia pada umumnya, dan kepada para pelaku bisnis khususnya untuk berlaku jujur dalam menjalankan roda bisnisnya dalam bentuk apapun, adanya sebuah penyimpangan dalam menimbang, menakar, dan mengukur barang merupakan satu contoh wujud kecurangan. 

Dalam upaya menetapkan keuntungan, etika bisnis Islam mengatur dan sangat menjaga kegiatan yang preventif terhadap kemungkinan adanya kerugian dari salah satu pihak yang melakukan transaksi. Terkadang orang beranggapan bahwa bisnis ya tetap bisnis. Anggapan ini memiliki titik fokus pada bagaimana kita mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa peduli apakah cara kita itu baik atau tidak.

Bisnis yang hanya berorientasi pada profit saja, dan mengesampingkan aspek etis, tentu tidak akan bernilai. Sebab, bisnis, selain berfokus pada pengembangan modal untuk mencari keuntungan, juga memperjuangkan nilai-nilai humanisme untuk manebar nilai manfaat bagi sesama.

Saat ini banyak terjadi ketika membeli barang namun, barang tersebut tidak sesuai dengan gambar atau keterangan yang ada di e-commerce tersebut. Hal itu, membuat pembeli merasa penjual tidak jujur atas produk yang dijualnya. Kejujuran merupakan salah satu nilai paling dasar yang harus dimiliki setiap orang dalam berbisnis. 

Jika sampai ketahuan dalam menjalankan bisnis tidak jujur maka reputasi bisnis akan hancur dalam waktu yang singkat dan perlu diketahui untuk mengembalikan sebuah kepercayaan dalam bisnis itu sangatlah sulit serta membutuhkan waktu yang lama. Oleh sebab itu, selalu berperilaku jujur kepada siapa saja karena manfaat perilaku jujur sangat besar termasuk untuk bisnis.

Dengan para pelaku bisnis bisa bekerja secara profesional, Persaingan antarpelaku bisnis semakin tinggi sehingga bisnis semakin maju, Kepuasan konsumen menjadi hal yang diutamakan karena di dalamnya diatur agar tidak egois, Perusahaan akan memiliki kepercayaan tinggi di mata masyarakat, Meminimalisasi sanksi dari pemerintah atau hukum yang lebih tinggi karena memiliki aturan yang mengikat antara manusia dan Allah SWT.

Penulis : Vinni Qisthi Arini, Yolanda Rasyid, Mahaasiswa Jurusan Akuntansi, Universitas Muhammadiyah Riau

Berita Lainnya

Index