Banyak terungkapnya kasus korupsi, kolusi, dan penyimpangan lainnya yang melibatkan pejabat negara, pejabat pemerintah ataupun oknum pegawai yang bekerja sama dengan pihak swasta, menunjukkan bahwa etika profesi, kode etik dan penegakkannya masih sangat diperlukan dimasing-masing institusi pemerintah maupun swasta.
Sebelumnya mari kita bahas terlebih dahulu mengenai Kode Etik
Kode Etik suatu profesi adalah berupa norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota profesi didalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat.
Norma-norma tersebut berisi petunjuk bagi para anggota profesi tentang bagaimana mereka harus menjalankan profesinya dan larangan-larangan, yaitu ketentuan-ketentuan tentang apa yang tidak boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh mereka, tidak saja dalam menjalankan tugas profesi mereka, melainkan juga menyangkut tingkah laku anggota profesi pada umumnya dalam pergaulannya sehari-hari di dalam masyarakat.
Kita tidak hanya mengenal istilah profesi untuk bidang-bidang pekerjaan seperti kedokteran, guru, militer, pengacara, dan semacamnya, tetapi meluas sampai mencakup pula bidang seperti manajer, wartawan, pelukis, penyanyi, artis, auditor, akuntan, sekretaris dan sebagainya.
Kode yaitu tanda-tanda atau simbol-simbol yang berupa kata-kata, tulisan atau benda yang disepakati untuk maksud-maksud tertentu, misalnya untuk menjamin suatu berita, keputusan atau suatu kesepakatan suatu organisasi. Kode juga dapat berarti kumpulan peraturan yang sistematis.
Kode Etik dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode Etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman berprilaku.
Kode Etik Profesi adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan yang baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional.
Kode Etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Kode Etik Profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan. Kode Etik Profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan.
Pada dasarnya Kode Etik memiliki fungsi ganda yaitu, sebagai perlindungan dan pengembangan bagi profesi. Fungsi seperti itu sama seperti apa yang dikemukakan Gibson dan Michel (1945: 449) yang lebih mementingkan pada Kode Etik sebagi pedoman pelaksanaan tugas profesional dan pedoman bagi masyarakat sebagi seorang professional.
Kode Etik dapat bermanfaat bagi organisasi dalam banyak hal, tetapi apakah itu masih diperlukan ketika dunia telah banyak berubah dalam beberapa dekade terakhir? Apakah perkembangan baru telah mengubah sesuatu sehubungan dengan Kode Etik?
Jawabannya adalah tidak. Kode Etik masih penting dalam masyarakat saat ini karena berbagai alasan.
1) Kode Etik menjaga kepercayaan masyarakat. Ketika orang melihat eksekutif organisasi yang bersedia untuk mematuhi standar seperti transparansi, mereka akan merasa lebih percaya diri tentang perusahaan mereka dan lebih mungkin untuk melakukan bisnis dengan mereka.
2) Kode Etik bertindak sebagai dasar untuk keputusan etis. Dalam kasus seperti keruntuhan Enron, sulit untuk mengatakan apakah para eksekutif bertindak secara etis atau tidak etis tanpa adanya kode. Begitulah pentingnya mereka.
3) Kode Etik membantu proses pengambilan keputusan. Jika setiap orang mengikuti standar yang sama, ada sedikit ruang untuk konflik internal dan anggota lebih mungkin untuk mencapai konsensus.
4) Kode Etik membantu dengan etika proaktif. Ketika para pemimpin menetapkan standar, mereka membangun transparansi ke dalam organisasi. Mereka menunjukkan bahwa nilai-nilai dan tindakan yang sejalan dengan nilai-nilai itu penting bagi mereka dan mereka akan terbuka tentang nilai-nilai ini, bahkan ketika membuat keputusan yang sulit.
5) Kode Etik dapat membantu melindungi dari perilaku tidak etis. Jika ada standar, perusahaan dan organisasi tahu di mana mereka berdiri sehubungan dengan perilaku etis sehingga mereka dapat mengambil langkah-langkah seperti menyewa perusahaan luar untuk mengaudit kepatuhan perusahaan mereka terhadap undang-undang federal.
6) Kode Etik bertindak sebagai alat pembangun budaya. Ketika para pemimpin membuat panduan gaya, mereka membangun standar seputar hal-hal seperti transparansi, kolaborasi, dan fokus pelanggan ke dalam organisasi. Ini semua adalah kualitas yang ingin dilihat orang di tempat kerja mereka sehingga mereka merasa nyaman dengan lingkungan kerja mereka dan ingin bekerja lembur di sana.
Untuk dapat mencegah kasus-kasus pelanggaran Kode Etik, penegakan terhadap peraturan-peraturan, khususnya Kode Etik dalam arti sempit adalah memulihkan hak dan kewajiban yang dilanggar, sehingga menimbulkan keseimbangan seperti sebelum terjadi pelanggaran.
Bentuk pemulihan terhadap pelanggaran adalah penindakan secara tegas kepada pelanggar Kode Etik. Karena Kode Etik mempunyai muara pada hukum Undang-Undang, maka kepada pelanggar kode etik yang merugikan haruslah diberi sanksi-sanksi sesuai dengan berat ringannya pelanggaran.