Buzzer Terhadap Etika Dalam E-commerce

Buzzer Terhadap Etika Dalam E-commerce

Etika bisnis yang berkembang di era globalisasi saat ini sudah terkikis dengan adanya kemajuan teknologi yang telah memberikan ruang gerak yang lebih luas. 

Dalam hal ini, e-commerce menjadi ruang yang sangat popular  untuk melakukan bisnis dengan jaringan lebih luas untuk mencapai pembeli lebih banyak lagi. Namun dalam berbisnis, tidak selamanya harus selalu “untung” atau melakukan segala cara agar mencapai penjualan sebanyak-banyaknya tanpa memperdulikan etika.

Salah satu etika dalam e-commerce adalah prinsip kejujuran, Prinsip ini menanamkan sikap bahwa apa yang dilakukan harus sesuai dengan apa yang dijanjikan atau dikatakan. 

Prinsip ini juga mendorong kepatuhan dalam melaksanakan berbagai komitmen, kontrak, ataupun perjanjian yang telah disepakati. 
Istilah buzzer masih terasa asing ditelinga masyarakat awam, khalayak ramai masih tidak begitu paham apa itu buzzer. 

Definisi buzzer sendiri secara umum menurut femila.com adalah orang atau sekumpulan orang yang dibayar jasanya, untuk mempromosikan, mengkampanyekan atau menyuarakan sesuatu. 

Pada dasarnya, buzzer digunakan sebagai sarana pemasaran atau iklan, sebagai strategi bisnis untuk mengiklankan produk.
Namun saat ini, buzzer sering kali disalah gunakan dalam bisnis e-commerce. 

Seperti melakukan testimony palsu, peristiwa bohong dan lain hal untuk mendongkrak brand/usaha. Hal ini jelas sekali melanggar etika bisnis yaitu prinsip kejujuran, dimana salah satu contoh adalah situs fimale.id dimana situs ini memuat reviw-review para wanita dengan produk utama yaitu skincare, buzzer memasukkan review palsu/bohong dalam situs ini agar para pembaca menilai bahwa suatu produk tersebut dinilai baik/bagus dan patut untuk dibeli. 

Hal ini sangat bertolak belakang dengan etika bisnis, dengan cara seperti ini bukan tidak mungkin akan menjadi boomerang bagi brand itu sendiri.

Penulis:  Teysia Ananda Miranti dan
Enggit Nurfajriya

Berita Lainnya

Index