PERAN DAN TANTANGAN PROFESI AKUNTANSI DI MASA PANDEMI

PERAN DAN TANTANGAN PROFESI AKUNTANSI DI MASA PANDEMI
Ilustrasi

Coronavirus Disease atau Covid-19 merupakan wabah penyakit menular yang muncul secara tiba-tiba dan dengan cepat menggemparkan dunia, memakan banyak korban jiwa, menimbulkan rasa takut dan traumatis, meluluh lantakkan sendi-sendi ekonomi, banyak sektor-sektor bisnis gulung tikar, meningkatnya angka pengangguran dan lain sebagainya. 

Salah satu tantangan bagi para akuntan dalam membantu proses pemulihan ekonomi melalui less contact economy adalah penguasaan teknologi digital, dimana teknologi informasi dibutuhkan sebagai tools (alat) pengambilan keputusan dan menjadikannya sebagai aset berharga untuk memastikan entitas tetap relevan dalam dinamika ekonomi global.

Dua tantangan utama yang dihadapi profesi akuntan dewasa ini adalah, pertama, adanya transformasi teknologi yang menghadirkan beragam otomasi, kecerdasan buatan, dan berbagai perkembangan lain. Tantangan kedua berasal dari situasi pandemi Covid-19 yang masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah dan entitas secara umum.

Seorang akuntan juga harus terbiasa menggunakan big data, cyber security dan lainnya yang berhubungan dengan menyajikan laporan keuangan sesuai kebutuhan para penggunanya.Dan pada akhirnya para akuntan harus melakukan penyesuaian pada masa pandemic karena perkembangan teknologi juga memaksa mereka untuk bersaing dengan digitalisasi system informasi, dimana tenaga manusia akan mulai bergeser akan tergantikan oleh mesin.

Wapres Prof. Ma’ruf Amin mengatakan, peran akuntan sangat penting dalam kondisi ini, mulai dari perencanaan, pengelolaan, pengawasan, hingga pengendalian keuangan negara, yang pada ujungnya adalah untuk membangun kepercayaan publik. Namun di sisi lain, profesi akuntan tidak luput dari perubahan yang semakin cepat, kompleks dan dipenuhi ketidakpastian yang semakin tinggi.

Akuntan perlu merangkul aspek digital untuk meningkatkan efisiensi kerja dan memudahkan pengambilan keputusan serta dapat meningkatkan akurasi. Selain itu, penanganan pandemi selama hampir dua tahun telah meningkatkan kebutuhan anggaran, salah satunya untuk membiayai strategi ekspansi pemerintah merespon dampak pandemi. Akibatnya realisasi belanja pemerintah pada tahun 2020 mencapai 2500 triliun, naik 12,2% dari realisasi tahun 2019.

Wapres mengharapkan agar akuntan dapat terus adaptif dan kritis merespon tantangan zaman. Ia menilai akuntan selama ini sudah terbiasa dengan prosedur dan kriteria kerja yang ketat. Ia juga meminta agar akuntan dalam bekerja tetap berorientasi pada hasil, tapi tidak melupakan teta kelola dan akuntabilitas. “Meskipun tugas akuntan sangat berat, tapi tetap harus dijalankan,” ujar Wapres di hadapan lebih dari 400 peserta webinar HUT IAI.

Menurutnya, akuntan Indonesia dapat berperan nyata dalam membangun kemandirian bangsa, diantaranya dengan membangun standar kerja yang adaptif dan relevan dengan zaman, dan meningkatkan penguasaan atas teknologi digital. “Penguasaan teknologi digital adalah prasyarat. Profesionalisme akuntan teruji ketika menghadapi tantangan dan realitas permasalahan di lapangan. Akuntan masa kini harus berorientasi pada outcome dan aspek tata kelola,” ujar Wapres.

Penguasaan teknologi digital merupakan prasyarat. Dimana seorang akuntan dapat mengembangkan dirinya,berkesempatan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,pengalaman dan dampak positif lainnya.

Perkembangan teknologi bukan harus dihindari, tetapi harus dihadapi karena teknologi akan sangat memudahkan kita dalam aspek apapun. Adanya teknologi atau digitalisasi ini sangat membantu seorang akuntan dalam menyelesaikan pekerjaan,menghasilkan laporan keuangan yang efisien dan juga efektiv serta juga dapat memberikan pelayanan yang luas kepada publik. Jika seorang akuntan telah bisa memanfaatkan teknologi dengan baik,maka ia telah berada diposisi yang mampu mengikuti perubahan dan perkembangan zaman yang begitu dinamis.

Penulis : Yudi Winaldi , Universitas Muhammadiyah Riau

Berita Lainnya

Index